Jumat, Februari 29, 2008

Pesimis VS Optimis

"Have you ever feel optimistic and pesimistic in one moment? Coz I do now. "

Yup, dalam saat yang bersamaan ini aku merasakan dua hal yang saling memunggungi tersebut. Rasa pesimisku datang dengan keadaan hidupku yang menurutku jalan di tempat dan tidak kunjung ada perubahan. Ya... Mungkin tipis sekali rasa ini. Tapi seperti kegelapan malam yang perlahan turun di batas cakrawala, kegelisahan yang timbul dari rasa ini perlahan mulai merasukiku. Mengisi cawan hatiku dengan memundurkan dan menggelapkan segala ingatanku tentang semua hal yang baik yang ada. Rasa yang tidak enak. Membuatku serba salah dan semua menjadi salah dalam pandangan mataku. Aku berada pada titik terendah dalam record kemanusiaanku.
Kemudian, aku menemukan sesuatu. Kata-kata bijak yang hadir dalam bentuk buku-buku. Dalam tertralogi karya Andrea Hirata yang baru aku baca sampai buku ketiganya yang berjudul Edensor, mengajak manusia untuk tidak takut memeluk mimpi-mimpinya, bahkan sampai yang paling mustahil terwujud sekalipun. Karena takdir manusia tidak teraba dan tidak terbaca. Dengan harapan, kerja keras dan doa tulus dari orang-orang yang menyayangi kita, semua hal bisa saja terlaksana. Ya... ya... Buku-buku ini memotivasi aku bahwa akan selalu ada harapan, walaupun bagai pelita di tengah badai topan, akan selalu ada harapan. Hhhmmm... Indahnya kata-kata yang baru aku tulis barusan. Tapi setiap huruf dari kata-kata HARAPAN itu akan aku ukir dengan tinta emas dalam hatiku.
Harus aku akui, sungguh sulit untuk menjadi manusia yang benar dan baik. Kalau benar, bisa jadi cara yang digunakan menjadi tidak baik untuk orang-orang tertentu. Dan kalau kita ingin selalu berbuat baik, belum tentu juga itu adalah mengenai sesuatu hal yang benar. Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana untuk bisa berbuat benar dengan cara yang baik. Ah, kalau berpikir dengan cara seperti ini, sungguh jadi berat rasanya isi kepalaku. Ternyata sungguh sulit untuk berjalan di dunia ini sebagai orang yang benar dan baik, karena terkadang situasi mengharuskan kita untuk memilih. Menjadi benar atau menjadi baik. Hhhmmm...
Duh... Duh... Aku menjadi ruwet dengan isi kepalaku sendiri. Jadi mungkin biarlah aku seperti ini. Inginnya aku janjikan diriku sendiri untuk bisa berbuat benar dan baik. Sulit. Tapi mungkin bisa aku coba. Ya... Ya... Aku harus mencoba. Dengan harapan yang masih bisa ku gantungkan di langit cerah anganku...

Tidak ada komentar: