Senin, Oktober 30, 2006

H U J A N

Kemarin hawa angin laut bertiup di seputaran rumah gw. Lembab, segar. Mendung mulai tampak membayang di langit. Tanda2 hujan... Senangnya gw...
Gw suka hujan. Bau tanah basah yang bercampur semilir angin dingin, dan butiran air yang jatuh ke permukaan bumi selalu menimbulkan perasaan indah dan romantis di diri gw. Dulu, di kost, gw selalu buka jendela kamar gw lebar2 waktu hujan. Gw gak peduli, biarpun sebagian kamar gw akhirnya jadi basah kena percikan air hujan. Setelah itu, gw akan duduk di pinggir jendela, sambil dengar musik lagu kesenangan gw.
Gw suka hujan. Karena hujan selalu bawa kenangan2 yang terindah dalam hidup gw. Pernah, pada suatu hari hujan, gw dan *** malah keluar naik motor. Kayak anak kecil, kami hujan2an sambil bernyanyi sama2. Lagu TEARDROPSnya The Radio's. Kami basah kuyup, tapi gak peduli. Saat itu gw bahagia.
Pernah, saat hujan juga, *** datang ke kost gw dengan basah kuyup, datang nengok gw yang saat itu kebetulan lagi sakit. Gak pernah gw sangka kedatangannya itu. Saat itu juga dia bilang sayang dan akhirnya kami jadian.
Saat hujan juga, gw nonton film HEAT yang dibintangin Al Pacino sama *** di bioskop GARUDA di Kota Satria. Moment itu yang ngerubah pola hubungan sahabat jadi TTM. Hhhmmm.... :))
Ah, banyak banget kenangan2 indah yang tercipta saat hujan. Gw suka hujan....
Kemarin hawa angin laut bertiup di seputaran rumah gw. Lembab, segar. Mendung mulai tampak membayang di langit. Pertanda hujan... Gw tunggu di teras rumah sama Mahani dan 2 cindil cantik gw. Berharap bisa lihat hujan pertama di musim ini. Sayang, hujan gak jadi turun.

Kamis, Oktober 19, 2006

D I S K R I M I N A S I

Pernah gak siy terpikirkan, kalo loe2 semua bisa milih saat mau dilahirkan, loe bakal milih apa, bagaimana, dimana dan seperti apa loe mau diri loe menjadi?

Yen tak pikir2... Manusia, kalo berpikir dan bisa memutuskan mau jadi apa ato siapa ato bagaimana seandainya bisa memilih sebelum dilahirkan, maka manusia itu adalah manusia yang nggak menghargai dirinya sendiri. Kenapa siy kepingin jadi orang lain? Kenapa juga gak bangga dengan apa yang ada di dirinya sendiri itu dengan segala kelebihan dan kekurangannya? Toh gak ada kok manusia yang sempurna... Setiap manusia itu pasti selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Nah kalo memang gak ada manusia yang sempurna, kenapa pengin jadi orang lain...?

Terus, gw juga bingung, kenapa siy orang sangat bangga dengan kesukuannya atau asal usul keturunannya??? Padahalkan ya itu tadi, kita, manusia lahir ke dunia fana ini adalah TANPA BISA MEMILIH AKAN MENJADI SIAPA DIRINYA ATAU DIMANA DIA AKAN DILAHIRKAN. So, menurut gw artinya, gak ada satupun bangsa, suku atau wangsa yang sifatnya "paling" dari yang lainnya. Semuanya sama.

Pernah gak siy kepikiran, kalo misalnya loe bercermin dan membayangkan bagaimana seandainya loe dilahirkan sebagai orang lain yang sama sekali berbeda, mulai dari warna kulit, suku, bangsa, status sosial, dll. Pokoknya loe sebagai orang lain. Kalo loe merasa kaya, maka bayangkan loe adalah orang yang status sosialnya rendah. Ato sebaliknya. Apakah loe masih akan mempunyai pemikiran yang sama dengan diri loe yang sekarang? Yah, itu yang kadang2 gw lakukan, Pals... Dengan begitu, gw jadi lebih mengenal diri gw... dan rasa persaudaraan dengan orang lain dalam diri gw menjadi lebih besar. Juga rasa syukur gw... Gw jadi bisa meminimalisir rasa sentimen terhadap orang2 tertentu dan jadi mencoba untuk lebih mengerti orang lain...

So, kalo dah ada kesadaran bahwa setiap manusia itu pada dasarnya adalah sama dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing, masih perlu ada yang namanya DISKRIMINASI???

Selasa, Oktober 17, 2006

Anak Bintang

"Bunda, aku lapar...," rengek Melati. Bundanya yang sedang bergelung di bawah kain lusuh di pinggir jembatan layang Cawang berbalik menatapnya.
"Melati lapar, Nak? Sabar, ya... Sebentar lagi Bapak pulang. Mungkin ada sedikit makanan yang bisa kau makan. Sekarang kita hitung bintang aja, supaya laparmu sedikit berkurang... ."
"Bunda, kenapa siy kita nggak punya rumah?" anak umur 4 tahun itu bertanya sambil tangannya menunjuk2 bintang... Walsih, nama sang bunda, hanya bisa menarik napas, sambil memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya kepada buah hatinya semata wayang.
"Melati, Nak, kita BELUM punya rumah. Sekarang kita masih harus tidur di sini karena Melati masih menjadi anak bintang... ."
"Anak bintang itu apa sih, Bunda?"
"Anak bintang itu, anak2 yang tidurnya berselimutkan pelukan bintang, kayak Melati ini..."
"Dipeluk bintang, Bunda?"
"Iya. Coba perhatikan, anak2 yang tidur di bawah atap rumah, nggak akan bisa liat bintang seperti Melati, karena mereka terhalang atap rumahnya, kan...?"
"Heeh. Jadi mereka nggak di peluk bintang, Bunda?"
"Iya.."
"Tapi dipeluk bintang itu rasanya dingin sekali, Bunda... Liat, badan Melati sampe menggigil... ."
Ditahannya tangis yang sudah menggantung di pelupuk matanya. Walsih merengkuh tubuh buah hatinya. Tubuh itu terasa panas membakar kulitnya. Sudah 2 hari ini Melati sakit. Tubuh kecil itu tidak kuat menahan beratnya beban kehidupan. Pagi-pagi sekali mereka sudah harus meninggalkan pinggiran jembatan itu untuk menjumputi sisa2 sampah rumah tangga di seputar kawasan Cawang sampai Cililitan. Pekerjaan yang mereka lakukan sampai sore menjelang malam. Setelah mengumpulkan hasil yang mereka peroleh ke pengepul, kembali mereka jalan mencari tempat berteduh untuk malam harinya. Udara terbuka dan asap kendaraan yang kerap menghampirinya membuat tubuh kecil Melati semakin merapuh.
Suami Walsih, Sarkim beberapa hari ini tidak datang ke tempat yang telah mereka sepakati sebelumnya. Di pinggir jembatan Cawang. Sarkim, yang sama2 berprofesi sebagai pemulung sudah 3 hari tidak datang. Apakah dia terciduk trantib, atau terlibat perebutan lahan dengan pemulung lainnya dan kemudian terbunuh, atau kepincut Mbakyu Resti, WTS setengah baya yang memang selalu naksir berat suaminya itu, Walsih tidak tahu.
Dua hari sudah Melati sakit. Walaupun Walsih sudah mengorbankan seluruh pendapatannya untuk membeli obat di warung, Melati belum juga sembuh. Bahkan malam ini, sudah tidak ada lagi yang bisa dijadikan pengganti sekedar makanan buat dirinya dan Melati.
"Bunda, bintang itu bagus, ya... Kedap kedip."
"Bunda, kayaknya bintang2 itu ngajakin Melati main deh... Liat, Bunda, mereka senyum sama Melati..."
"Iya, Nak.. Iya..." Di eratkannya pelukan pada tubuh Melati yang semakin lemah.
"Bunda, Melati ini anak Bunda dan Bapak, kan?" Melati berkata lemah.
"He-eh.." Walsih tidak sanggup lagi berkata2, firasatnya mengatakan Melati tidak akan lama lagi menemaninya..
"Bunda, Melati sayang Bunda dan Bapak. Tapi Melati juga sayang bintang... Boleh Melati main2 sama Bintang, Bunda? Melati kan juga anak bintang, Bunda..." bicara Melati setengah mengigau oleh kantuk dan demamnya.
Walsih tidak dapat lagi berkata. Hanya doa dan puja puji yang di tujukan kepada Sang Kuasa untuk penentram hatinya dan penguat jiwanya.
Malam itu, Melati bermain dengan bintang. Dia tidak mau kembali, karena bersama bintang dia tidak lagi merasakan sakitnya kehidupan yang dialaminya. ***
(Renungan dalam desau angin malam, setelah pulang rapat di Konpalindo tanggal 16 Oktober 2006 dan melihat tunawisma di sepanjang jembatan Cawang. Gods, life is cruel. Kuatkan Saudara2 ku itu, Ya Allah. Dan terangi jalan Hamba agar dapat membantu menemukan cara membantu mereka. Apapun bentuknya, Ya Allah, ijinkan Hamba... Dan jangan jadikan Hamba sebagai orang yang sombong atas segala Rahmat dan Nikmat yang telah Engkau berikan, Ya Allah... Amien Ya Robbal Alamien...)

Senin, Oktober 16, 2006

M A T I..

Beberapa hari ini gw kepikiran tentang mati... Ada ketakutan tersendiri dengan datangnya saat itu... banyak yang belum gw lakukan dan masih banyak yang ingin gw kerjakan... Ketakutan lainnya adalah gw merasa, belum menemukan diri gw seutuhnya. Gw belum merasakan esensi jadi manusia. Sering gw bertanya, dengan tujuan apa Allah menciptakan gw sebagai manusia. Apa benar hanya untuk menjadi taat, tunduk dan bersujud padaNYA? Hanya untuk menjadi khalifah yang baik di muka bumi?
Dalam situasi dunia saat ini, sangatlah naif kalau kita hanya melakukan tanpa mempertanyakan. Banyak kontradiksi yang saat ini terjadi. Ada guru ngaji yang memperkosa santrinya, ada orang tua membunuh anaknya ato sebaliknya, ada kyai yang berprofesi sebagai dukun, dsb, dsb... Kebolak balik semuanya... Kemunafikan di sana sini...
Uugh... Gw kepengen balik, rasanya pengen banget gw jadi orang yang sangat taat dan menyerahkan semuanya hanya ke Allah semata... Tanpa perlu berpikir tentang apa dan bagaimana semua hal bisa terjadi. Pokoknya hanya pasrah dan pasrah. Tapi benar gak hanya itu yang Dia inginkan? Sanggup gak gw gak perlu bertanya kenapa banyak orang yang miskin dan gak makan? Kenapa ada tirani? Kenapa ada orang jahat yang hanya bisanya menindas...? Kenapa Munir mati tanpa keadilan? Kenapa ada anak2 yang gak bisa sekolah? Kenapa ada kekerasan dan kekejaman? Dan kenapa-kenapa lainnya...
Sanggup gak gw hanya pasrah dan pasrah, yang artinya gw hanya memikirkan diri gw sendiri tanpa peduli dengan apa yang terjadi di sekitar gw? Apa yang sebenarnya Allah kehendaki dari keberadaan gw di muka bumi ini?
Kalo dah mikir kayak gitu, gw gak bisa tidur... Kayaknya banyak banget yang pengen gw lakukan, tapi kadang gak banyak energi yang bisa gw berikan... Ada begitu banyak yang ada di pikiran gw yang seharusnya gw kerjakan, tapi beberapa hal bikin gw gak sanggup melakukannya...
Serius, gw masih takut mati. Tapi gw punya angan2 yang indah dengan saat kematian gw. Gw mau mati dengan gampang. Nggak perlu sakit, hingga nyusahin orang banyak... Pokoknya gw pengen mati yang nggak ngerepotin. Gw pengen mati, tapi gak pengen banyak orang yang bersusah dengan kematian gw... Gw pengen mati dengan damai... Gak perlu sampe ada kehebohan... Tapi gw pengen di kenang dan orang gak lupa dengan keberadaan gw, walaupun gw dah mati. Jadi banyak yang akan kirim doa ke gw... Gw pengen mati dengan meninggalkan banyak manfaat buat orang banyak dan bukan mudorat... Amien... Semoga Allah masih sayang ma gw yang cerewet dan banyak bertanya ini...

S T U P I D I T Y...

Asri : Duh, kenapa ya si *** gak bales2 sms gw...?
Pikirannya : Gak punya pulsa, kali... Beliin dong...
Asri : Masa siy gak punya pulsa?
Pikirannya : Yah kali aja... Makanya beliin...
Asri : Ah dibeliin pulsa juga jarang bales sms gw...
Pikirannya : Ya udah, gak usah sms lagi aja...
Asri : Bagusnya siy gitu, tapi kok hari2 gw jadi ada yang kurang, ya kalo gak sms ato telpon sekedar pengen denger suaranya aja?
Pikirannya : Huahahaha... Dasar bodoh, ngapain juga jadi kayak gitu, mending dia mikirin loe...
Asri : *Big grin*
Pikirannya : udah, gak usah telpon ato sms dia lagi... Loe tau kan ekspresinya kalo dia terima telpon ato sms yang menurutnya 'annoying'? Loe gak mau dong di anggap sebagai pengganggunya dia...?
Asri : Ya jelas gw gak mau, lha... Tapi sekarang gw justru gak tau apa yang gw rasakan tentang dia. Mau hubungin dia, kayaknya jadi semacam kewajiban aja. Yah kayak yang gw bilang tadi, 'ada yang kurang kalo dalam satu hari belum sms ato dengar suaranya'. Tapi kalo dah sms terus gak di balas, ato kalo pas dia gak mood, gak mau terima telpon gw, gwnya jadi jengkel dan kesel sendiri...
Pikirannya : S T U P I D...
Asri : Mungkin, mungkin gw emang stupid... Tapi saat ini cuma dia yang jadi tempat curhat gw. Maksud gw, saat ini cuma dia yang gw anggap nyaman sebagai tempat curhat...
Pikirannya : Huahahaha... NYAMAN...??? Orang yang dah gak nanggepin loe, loe anggap nyaman...??? Please dech !!! Sudah, jangan buat diri loe terlihat bodoh. Loe masih bisa curhat ma Mbak Rima, ato Lilik, ato Mas Pung, ato Mas Safaat, ato Monik, Iie, Obe, Artha, dan lainnya itulah... Gak usah loe curhat ma dia lagi... Let him be your past. In the future, he just your ordinary friend, no more... Come on, girl... Don't hurt yourself...
Asri : Hah !!! Siapa yang terluka...??? Gw, Please dech... Gak ada dalam kamus gw, gw terluka karena persoalan2 kayak gini... Tapi oke... Gw masih bisa curhat ma yang lain, kok... Iya, kan? Gw gak butuh dia...

Kamis, Oktober 12, 2006

Ketabrak TIKUS...

Kemarin sore, Ade Ayha ketabrak tikus... Tikus nakal itu nabarak kaki Ade waktu dia lagi di suapin sama Mak di luar rumah. Ade langsung kaget dan mungkin sedikit shock, karena seketika, badannya langsung panas. Setelah ketabrak tikus itu, Ade sama sekali nggak mau turun dari gendongan. Padahal yang namanya Aaliyah Cahyaning Buana itu sama sekali nggak bisa diem, kecuali kalo tidur. Rasa ingin tahunya yang besar, bikin dia selalu eksplor tentang segala sesuatunya. Bahkan pernah suatu hari, dia sudah di atas bangku, sambil menjangkau steker listrik. Waduh, sejak saat itu, nggak pernah gw bolehin pengasuh2nya buat ninggalin dia sendirian. Termasuk saat gw ma Mahani di rumah. Kami selalu gantian buat ngikutin Ade Ayha kemana pun yang dia mau.
Kemarin sore, Ade Ayha ketabrak tikus... Sejak saat di tabrak itu, apapun yang ditunjukin Mak, dia nggak mau tahu... Bahkan saat Mak nyetelin VCD Campur Sari kesenangannya dia. Lagu Kopi Lampung dan Mendem Wedo'an karangan Didi Kempot adalah lagu kesenangannya. Nggak siang, nggak malem, nggak pagi bangun tidur, Ade sangat menikmati lagu2 itu sambil minum susu di depan TV. Awalnya, waktu Mak cerita kalo Ade seneng lagu-lagu Campur Sari, gw gak gitu percaya... Tapi pernah suatu pagi, dia langsung gandeng tangan gw ke luar kamar, masuk ruang TV, ngambil VCD Campur Sari kesukaannya dia, dan di serahin ke gw... Hahaha, dia minta disetelin VCD itu. Bener aja, setelah gw setelin, lagu pertama, dia geleng... Maksudnya bukan lagu itu... Lagu kedua, masih geleng, lagu ketiga, juga geleng. Saat lagu keempat, dia langsung joget2 ngikutin irama lagu... And you know, lagu apa itu? Mendem Wedo'an !!! Huahaha... Pagi itu perutku kayak digelitik seribu semut saking gelinya...
Kemarin sore, Ade Ayha ketabrak tikus... Kebetulan, kemarin, gw dan Mahani pulang malem, karena ada rapat sekalian Bukber di rumahnya Dita. Waktu Mak cerita kalo Ade ketabrak tikus, cerewetnya gw langsung keluar. Berbagai pertanyaan seputar peristiwa itu langsung keluara otomatis dari mulut gw. Pertama yang gw tanya, 'Ade digigit nggak?' Terus disambung pertanyaan lainnya, macam 'jatuh nggak Ade saat itu?', 'panasnya mulai kapan?', 'berapa derajat panasnya?', dsb... dsb... Mak menjawab semua pertanyaan gw itu dengan sabar... Bahkan di tambah dengan informasi2 lainnya yang nggak gw tanyain, macam 'Ade nggak mau dengar lagu campur sari', 'nggak mau turun dari gendongan', dsb...dsb...
Setelah tanya jawab selesai, gw cuci tangan dan kaki, baru masuk kamar. Gw pegang dahinya Ade, Alhamdulillah... Seketika gw ucap syukur... Dah nggak panas lagi... Gw perhatikan raut mukanya... Nggak gelisah, Alhamdulillah... lagi2 gw bersyukur... Dan malam itu, kami tidur dengan tenang, karena Ade nggak rewel...
Tadi, jam 5 pagi, gw dibangunin Ade dengan caranya yang biasa... Mukul2 muka gw dengan tangan kecilnya... Seketika gw bangun dan langsung gw peluk dia... Dia nunjuk2 buku National Geography kesenangannya yang sengaja gw simpan di samping tempat tidur... Kami liat2 gambar itu bareng2... Saat itu, suhu tubuhnya Ade masih normal... Setelah puas liat2 buku, diambilnya botol susunya yang udah kosong dan tarik tangan gw ke arah pintu kamar. Tandanya, dia minta dibuatin susu lagi... Kami keluar kamar. Ke ruang makan, bikin susu, terus langsung ngajakin tiduran di ruang TV. Seperti biasa, dia minta disetelin campur sari. Saat itulah gw pegang dahinya mulai panas lagi... Langsung gw bangunin Mahani, "Hon, Ade panas lagi tuh. Bawa ke dokter aja, yuk..." Mahani langsung bangun dan langsung pegang juga dahi Ade. Setelah yakin, dia mengiyakan ajakan gw.
Pagi itu, saat Ade panas karena shock ketabrak tikus, setelah Mahani anter Sasha sekolah, gw, Adhe dan Mahani ke dokter dekat rumah. Dokternya bilang Adhe nggak papa... Hanya kaget... Setelah kasih resep, kami pulang. Sampe rumah, panasnya dah turun lagi. Langsung gw suapin si Adhe. Wah... makannya banyak banget... Mungkin laper, karena kemarin sore, setelah di tabrak tikus itu, maemnya gak banyak... Setelah makan, minum obat dan tidur lagi di depan TV, sambil denger campur sari... ;p Dah gak panas lagi, dan bangun tidur dah kembali seperti biasa lagi... Eksplor ke mana-mana, joget2 dan ngoceh dengan bahasa bayinya yang kami semua gak ngerti... Fhiu...
Catatan : Pagi ini, kami mendapati, jebakan tikus yang kami pasang di taman dalam rumah mendapatkan 2 ekor tikus di dalamnya. Kami coba hilangkan traumanya Adhe dengan menunjukkan tikus itu. Awalnya dia takut dan menangis... Kamudian Mahani bilang kalo tikusnya udah di tangkep dan gak bisa ke mana2... Lama2 dia mau liat tikus itu, dan gak nangis lagi...

Rabu, Oktober 11, 2006

Catatan Pagi...

Selarik sinar mentari membias
Titik embun menggantung diujung daun yang hijau
Semilir angin membawa segar wangi bunga
Indah, sebagai karunia pembawa sejuk hati
Alhamdulillah...

Hari ini, Alhamdulillah, gw bangun dalam suasana hati yang lebih bagus dari kemarin. Setelah semalam coba untuk merenungkan apa yang seharian kemarin terjadi ma gw. Kalau kemarin energi positif gw serasa di tarik bumi, sekarang saatnya untuk menarik lagi semua energi yang dah hilang itu.
Walopun sempat ada macet di depan pasar rumput dalam perjalanan ke kantor pagi ini, I feel fine. Semoga cerianya pagi ini dan senyum yang ada di muka gw gak hilang dengan berlalunya waktu... Cheers... ;))

Selasa, Oktober 10, 2006

Blue...blue...blue...

Asri : Duh hari ini gw kok sebel banget ma segalanya, ya...
Pikirannya : Ah... gak papa, ntar juga ilang sendiri...
Asri : Iya, tapi gak enak banget ngerasa kayak gini... Maunya nyungsep aja, ngumpet di mana kek gitu... Gak usah ketemu siapa2 dan gak usah inget siapa2
Pikirannya : Jangan jadi pengecut, hadapin aja apa yang loe rasain...
Asri : Uuugh... Kenapa siy memori itu ada, kenapa gw gak bisa lupa aja sama semua yang pernah terjadi dan pernah gw alamin. Gw kan jadi bisa memulai semuanya lagi dari awal, tanpa ada lembaran2 yang lalu...
Pikirannya : Loe kan manusia dan dah dewasa, ya gak mungkin lah loe mengosongkan memori loe lagi... Semunya dah loe isi sendiri dengan segala tingkah loe... Kecuali kalo loe mau ikut acara cuci otak kayak para mujahidin yang merelakan diri mereka untuk pergi jihad ke Israel dan jadi bom bunuh diri itu...
Asri : Ya gak gitu-gitu amat siy... Kalo untuk sesuatu yang bikin gw senang dan bahagia, gw mau deh inget semuanya... Tapi kalo yang bikin gw kecewa, marah dan sedih, maunya gw erase aja dari otak gw ini...
Pikirannya : Huh, itulah manusia... Kalo dah yang senang2, maunya di keep, gak mau di lepas, kalo bisa untuk dijadikan abadi. Tapi kalo sesuatu yang berwujud tragedi, maunya dibuang, dimusnahkan... Padahalkan loe bisa ngerasain senang dan yang manis2, indah2 itu karena ada kesedihan, keburukan dan kepahitan....
Asri : Iya juga, siy... Tapi gimana dong ngilangin perasaan yang gak enak ini...
Pikirannya : Hhhhmmm... gimana, ya...??? Gimana kalo hang out sama *** kan dah lama loe gak ketemu ma dia?
Asri : Ah males... Gw janjian ma dia gak pernah sukses... Selalu batal... Bikin kecewa lagi... Gak mau.
Pikirannya : Ato ke ruangannya *** sekedar ngobrol dan cerita2... Siapa tau bisa sedikit bikin hati loe tenang...?
Asri : Gak mau juga, ah... Lagi males ketemu dia... Gak asik... Lagian juga dianya gak masuk kali, gak ada tanda online di YMnya...
Pikirannya : Lho, loe kan dah janjian ma *** buat ke kantornya ***?
Asri : Iya sih... Yah semoga aja acara gw itu sedikit bisa nenangin perasaan gw... Yah ngobrol dan udut2 bareng kawan lama sambil diskusi tentang bagaimana jadi orang kaya asik juga kali, ye... Hehehe... Oke deh... Thanks, ya dah ngingetin...

Senin, Oktober 09, 2006

MY 6th ANNIVERSARY...

Tanggal ini, 6 tahun yang lalu, peristiwa besar terjadi dalam hidup gw... GW MENIKAH... Suatu peristiwa yang gw tau punya konsekwensi akan merubah beberapa tatanan dalam hidup gw. Gimana gak berubah? Saat gw memutuskan untuk menikah, gw sudah memperbolehkan orang lain untuk ikut mempengaruhi apa yang mau gw kerjakan dan pilihan2 hidup gw...
Tanggal 9 Oktober 2000, gw putuskan untuk jadi yang pertama dan yang terakhir. Artinya, gw harus siap mengkompromikan beberapa hal sama orang yang menikah sama gw itu. Tahun pertama sampe tahun ketiga adalah tahun2 tersulit yang harus kami lalui. Nggak gampang membicarakan dan mendiskusikan mengenai semua hal dengan satu orang yang hanya dia-dia aja... Pada tiga tahun pertama ini, pernikahan gw benar2 diuji. Dari mulai persoalan orang tua, ekonomi, sampe orang ketiga... Saat itu, saat ngalamin semuanya, berat... banget... Maunya marah dan ngajakin berantem terus... Tapi itulah, semuanya bisa selesai dengan komunikasi (emang hebat deh yang namanya komunikasi itu, baik yang verbal maupun non verbal ;p).
Gak kerasa dah 6 tahun... Setahun pertama, Aisha Sukma Bening hadir sebagai penguat ikatan. Empat tahun kemudian, Aaliyah Cahyaning Buana lahir sebagai pelengkap bahagia. Dua buah hati yang sama-sama, gw dan orang yang menikah ma gw sayangin dan cintai... Merekalah harapan kami dan jadi perekat ikatan yang semoga bisa "sampai maut memisahkan". Amieen... Gw bersyukur untuk tawa dan tangis yang gw alamin selama 6 tahun ini... Gw bersyukur untuk bahagia, kecewa dan sedih yang pernah ada selama 6 tahun...
Semoga kasih sayang, bahagia dan cinta selalu ada dalam rumah kami (gw dan orang yang menikah ma gw). Bahagia, kasih sayang dan cinta buat semua... Terima kasih, ya Allah, Alhamdulillah... (Love U, Hon... Happy Anniversary, Semoga langgeng, ya...)

KEMARIN AKU BERTEMU DIA

KEMARIN AKU BERTEMU DIA

Kemarin aku bertemu dia…
Sekelilingku berputar cepat bagai lukisan abstrak.
Waktu seolah meletup, melejit, meloncat menari…
Udara melelehkan jantung di dadaku…
Cairannya kental menyumbat kerongkongan
Lalu mendingin…membekukan aliran darah…
Sekejap, hanya sekejap.
Tapi jelas ku tahu…
Waktuku tetap, tidak berjalan.

Kemarin AKU BERTEMU DIA
Tarikan bibirnya menyengat segenap simpul sarafku
Sebagian bulu tubuhku berdiri…tergeragap AKU.
TERGERAGAP AKU…
SEKETIKA, SUKMA LIARKU BERLARI…
AKU BERLARI DALAM KUMPARAN Keheningan rasa…
Terengah dalam buaian asa yang menukik.

KEMARIN AKU BERTEMU DIA.
Sekilas…ya hanya sekilas….
Pijaran matanya merangkumku dalam hasrat.
Otakku mendidih… Anganku meronta semakin liar….
LUMAT AKU DALAM SETIAP SENDI TUBUHKU
SATUKAN AKU DALAM SELNYA
SELESAIKAN SAJA SELURUH EPISODE KITA
A k u m a s i h d i s i n i…..


Medio, 28 Agustus 2004

My 6th Anniversary..

Gak kerasa,dah 6 tahun gw nikah...
Banyak banget yang dah gw alamin dalam perkawinan ini.
Ketawa, nangis, ngambek...
Semuanya gw nikmatin...
Apalagi ketambahan 2 cindil kecil
yang cantik dan lucu2...
Gw bersyukur atas semuanya...
Untuk tawa yang gw kumandangkan
Untuk tangis yang gw curahkan
Gw bersyukur...
Untuk suami gw yang galak, gak romantis,
tapi perhatian dan sayang ma gw
Gw bersyukur...
Untuk anak2 yang cantik, cerdas dan lucu2...
Gw bersyukur...
Untuk 6 tahun yang berhasil gw lampaui... Terima Kasih, Ya Allah...
Alhamdulillah...