Kamis, Desember 06, 2007

Sahabat...

Beberapa waktu yang lalu, kepala ini rasanya penat dan sarat sekali dengan segala permasalahan hidup yang mungkin sangat biasa dirasakan oleh orang lain. Entahlah, mungkin posisi mentalku yang saat itu memang sedang berada di bawah, sehingga semua mata persoalan itu hanyalah tertuju padaku. Saat kepala lebih sering tertunduk menahan beban, seorang kawan lama datang mengunjungiku di kantor.

Aku tumpahkan saja semua yang memenuhi isi kepalaku. Satu persatu keluar dalam bentuk curhat panjang. Dia hanya terdiam. Mendengarkan sampai semua kisahku tuntas. Setelah semuanya habis dan kurasakan sedikit plong di kepala dan dadaku, dia mulai bicara. Dia, sahabatku itu bicara bukan mengenai apa yang ingin aku dengar. Saat itu, yang kuharapkan adalah kata2 simpati yang menghibur dan bisa menenangkan perasaanku. Dengan runtut, sambil sekali2 mengingatkanku atas apa yang sudah aku katakan dan sudah pernah aku lakukan (yang dia ketahui) dia mulai mengingatkan dan memposisikan kembali permasalahanku pada porsinya.

Ajaib. Setelah mendengarkan tuturannya, apa yang selama ini aku rasakan mengganjal dan memberati langkahku seperti tersistematisir dalam kepalaku. Seperti komputer yang baru di format ulang, tiba2 aja aku tau apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu menurut skala prioritasnya untuk menjawab sekian banyak permasalahanku. Satu hal lagi, dia juga menguatkan dan mensuportku, sehingga kembali aku dapatkan rasa percaya diriku setelah sekian lama aku merasa sebagai orang termalang di dunia. ;p

Dari semuanya, yang mau aku bilang adalah, dirimu, sahabat terbaik yang aku punya saat ini. Dirimu gak cuma jadi teman yang baik di saat senangku, tapi kamu dah buktiin bahwa kamu masih tetap terbaik di saat susahku. Terima kasih untuk semuanya, ya... Best Friend Forever, oke? Aku sayang dirimu...


"Nggak mudah menyebut kata Sahabat. Karena itu harus dibuktikan terlebih dahulu.
Tapi kamu memang sudah membuktikan itu ke aku, Lik. Thanks..."