Kamis, Desember 06, 2007

Sahabat...

Beberapa waktu yang lalu, kepala ini rasanya penat dan sarat sekali dengan segala permasalahan hidup yang mungkin sangat biasa dirasakan oleh orang lain. Entahlah, mungkin posisi mentalku yang saat itu memang sedang berada di bawah, sehingga semua mata persoalan itu hanyalah tertuju padaku. Saat kepala lebih sering tertunduk menahan beban, seorang kawan lama datang mengunjungiku di kantor.

Aku tumpahkan saja semua yang memenuhi isi kepalaku. Satu persatu keluar dalam bentuk curhat panjang. Dia hanya terdiam. Mendengarkan sampai semua kisahku tuntas. Setelah semuanya habis dan kurasakan sedikit plong di kepala dan dadaku, dia mulai bicara. Dia, sahabatku itu bicara bukan mengenai apa yang ingin aku dengar. Saat itu, yang kuharapkan adalah kata2 simpati yang menghibur dan bisa menenangkan perasaanku. Dengan runtut, sambil sekali2 mengingatkanku atas apa yang sudah aku katakan dan sudah pernah aku lakukan (yang dia ketahui) dia mulai mengingatkan dan memposisikan kembali permasalahanku pada porsinya.

Ajaib. Setelah mendengarkan tuturannya, apa yang selama ini aku rasakan mengganjal dan memberati langkahku seperti tersistematisir dalam kepalaku. Seperti komputer yang baru di format ulang, tiba2 aja aku tau apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu menurut skala prioritasnya untuk menjawab sekian banyak permasalahanku. Satu hal lagi, dia juga menguatkan dan mensuportku, sehingga kembali aku dapatkan rasa percaya diriku setelah sekian lama aku merasa sebagai orang termalang di dunia. ;p

Dari semuanya, yang mau aku bilang adalah, dirimu, sahabat terbaik yang aku punya saat ini. Dirimu gak cuma jadi teman yang baik di saat senangku, tapi kamu dah buktiin bahwa kamu masih tetap terbaik di saat susahku. Terima kasih untuk semuanya, ya... Best Friend Forever, oke? Aku sayang dirimu...


"Nggak mudah menyebut kata Sahabat. Karena itu harus dibuktikan terlebih dahulu.
Tapi kamu memang sudah membuktikan itu ke aku, Lik. Thanks..."

Selasa, November 27, 2007

AKU, YA AKU !!!

Tolol. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku saat ini. Seperti terpaku pada waktu. Dalam kepalaku, hanya ada lukisan kisah yang telah lalu. Aku gak mau beranjak.

Bodoh. Kata itu juga sangat tepat untuk aku saat ini. Yah, buat apa aku terpaku dalam segala asa membuai yang tidak akan pernah terwujud. Memikirkanmu, membaca semuanya lagi tentangmu dan mengingat segala indah yang tercipta bersamamu hanya membuat aku terhenti. Dalam kepala ini serasa penuh kabut yang semuanya beraroma dirimu. Damn!!

No... no... no... Aku tidak sebodoh dan setolol itu. Kalau itu yang kamu mau, silahkan. Kamu juga punya hak untuk menentukan apa yang akan kamu lakukan. kamu juga boleh benci aku, seperti aku yang pernah jatuh cinta kepadamu.

Akan kuangkat kepalaku tinggi-tinggi... Aku masih punya segala yang tidak kamu punya. Aku masih tetap akan berjalan di atas kedua kakiku dengan segala kemampuanku. Aku tidak akan kalah karena rasa sayangku untukmu. Aku tetap akan berjalan dan berlari sebagai aku. Aku yang bebas dengan isi kepala dan hatiku.

Rabu, November 21, 2007

Gundah

Ijinkan aku berteriak
Teriakan yang keras dan sanggup menghilangkan gundah dalam hatiku
Seperti takkan ada lagi ceria
Entah sampai kapan batas ini akan dapat membendung

Aku ingin bersandar
Sangat ingin bersandar dan melupakan semua yang harus dilupakan

Ingin berlari
Sangat ingin berlari
Tapi kaki ini seperti sulit untuk digerakkan
Akupun tak tau arah mana lagi kumenuju

Aku masih butuh dirimu
Selalu butuh dirimu
Sebagai cawan besar penampung gelisahku

Sebuah Manusia

Pelangi dalam hatiku
bersinar kelam dalam warna warna yang suram
Tapi tetap.
Lengkungnya akan selalu ada dalam senyumku

Kepenatan dalam langkahku memerlukan penopang
Topangan baja berbalut beledu bagi jiwaku yang rapuh

Aku sombong
Kepongahan dalam sukmaku tak dapat ku tolerir lagi

Hanya sebuah manusia
Setiap lengkung senyumku membalut luka bagi asaku

Sampai saatnya matahariku menghapus jejak pelangi kelam
Akan selalu kunanti saat itu
Sampai asa tidak lagi meninggalkan luka

Dan aku tetap dan selalu akan tersenyum

Senin, September 24, 2007

AKU CINTA PADAMU, TUHANKU...

Beberapa saat ini aku kembali dihadapkan pada kenyataan hidup yang sejati. Bahwa manusia diciptakan itu bukan tanpa problem. Bahwa seberapa berat problem itu adalah kesanggupan dari manusia itu untuk menanggungnya. Kadang, apa yang aku punya dan aku rasa saat ini sangatlah berat. Tapi, saat aku dihadapkan pada problem hidup orang lain, aku masih sangatlah bersyukur dengan apa yang aku terima. Yups, segalanya kubiarkan sesuai dengan KehendakNYA. Kupasrahkan segalanya...

Allah Yang Maha Baik, aku tahu kalau Kau tidak akan memberikan persoalan yang aku tidak sanggup menanggungnya. Saat tubuhku letih, jiwaku penat dan otakku terhenti, kumohonkan bantuanMu untuk sedikit kusandarkan permasalahanku. Bantulah aku untuk menyelesaikan apa yang telah aku mulai. Dan semoga menjadi baik dan membawa kebaikan pada akhirnya. Allah Tuhanku... Aku tau Kau selalu dan selalu ada untuk menghibur dan memberiku kekuatan. Biarkan aku datang dan memelukMu. Mendekap pasrah dalam keheningan dan kebisuan jiwaku. AKU CINTA PADAMU, TUHANKU...

Rabu, September 05, 2007

Aku Sudah Berdamai dengan Hatiku

Belum lama berselang, aku sulit berdamai dengan hatiku, terutama yang berkaitan dengan masalah perasaanku denganmu. Kemarin, masih ada rasa gak rela harus kehilanganmu secepat dan setragis ini. Bukan ini yang aku mau. Tidak saling berkabar, bahkan tidak lagi saling mengenal. Harusnya aku marah karena apa yang kamu lakukan itu sangat melukai harga diriku.

Bukankah dari pertama sudah aku jelaskan bahwa aku tidak inginkan lebih. Aku jatuh cinta, ya. Tapi bukan untuk memiliki kamu atau dimiliki kamu. Karena aku punya seseorang yang lebih berhak atas diriku dan aku juga tidak pernah punya keinginan untuk jauh apalagi sampai meninggalkan dia. Aku sangan mencintai dia.

Mimpiku yang indah tentangmu juga sudah pernah aku ceritakan. Piknik bersama 2 keluarga yang bersahabat. Saling bermain dan bercanda dengan anak2 dan pasangan kita masing-masing. Pasti seru, mengasyikkan dan menyenangkan.

Sekarang, aku sudah tidak lagi berharap banyak dalam hubunganku denganmu. Jangankan sebagai sahabat yang saling menyayangi dan menghormati. Sebagai temanmu, sekarang aku tidak lagi berharap. Tapi aku mau kamu tau kalau aku tetap menyayangimu. Aku tetap akan selalu bercerita padamu tentang aku, dan semua aktivitasku. Aku gak mau peduli, walaupun dirimu gak akan pernah merespon semua yang aku ceritakan kepadamu. Aku hanya ingin dirimu mengingatku dan mengingat semua kenangan manis yang pernah ada, walaupun bagimu mungkin tidak seberapa. Aku juga akan selalu berdoa untukmu. Hanya yang terbaik yang Dia berikan untukmu. Semoga kamu temukan bahagiamu, Kung... Amien...

Kamis, Agustus 23, 2007

Selamat datang lagi, Hujan...

Lagi, hujan mulai menampakkan wajah cerianya di jendela kamarku yang basah. Bau tanah basah selalu memberikan rasa damai dan segar dalam hatiku. Semakin romantis. Beratnya beban yang saat ini sedang menggunung sedikit teredakan karena alunan merdu rinainya yang mengetuk setiap senti muka bumi.
Kulihat, kupandang dari halaman rumahku. Subuh yang basah. Subuh yang indah. Berharap Mahani berdiri dan memelukku dari belakang tubuhku. Hahaha... hal yang mustahil. Dia yang gak pernah bisa bangun dini hari kadang menjengkelkan aku. Tapi itulah Mahani... Salah satu konsekwensi yang harus aku hadapi karena sudah memilih dia jadi pasangan hatiku ya harus bisa hadapi dia yang gak bisa bangun pagi itulah...
Tapi sudahlah. Kunikmati setiap detikku bersama hujan. Ku sesapi rindu hatiku bersama rinainya. Ku pejamkan mata, kupasang dua telingaku. Hanya hujan yang mengisi setiap aliran darahku. Hanya bau tanah basah yang mengisi kembangnya paru2ku. Damai, tenang, melayang...

"Hujan, hujanku sayang, terima kasih untuk segarnya hari yang kau berikan hari ini. Terima kasih untuk alunan indah yang mengiringi hadirmu. Tolong, jangan lagi beri banjir untukku dan semua saudaraku... Biarkan tenang kali ini dalam musimmu... Cukup berikan indahmu..."

Senin, Agustus 20, 2007

Siklus

Minggu, 19 Agustus 2007. Dua pesan singkat sampai pada layar handphoneku. Satu mengabarkan kelahiran, satunya mengabarkan kematian. Betapa manusia merupakan makhluk yang tidak abadi. Tapi siklus yang memutar kehidupan itu akan terus berlangsung sampai saatnya dia kan terhenti. Hidup dan mati. Mati dan hidup. Setiap detik, pasti ada kematian dan kelahiran. Bisa jadi kelahiran itu merupakan pengganti bagi yang mati. Atau yang mati itu hilang karena sudah ada yang hidup. Atau tidak ada hubungannya sama sekali.

Dalam satu detik, apakah jumlah kelahiran akan sama dengan jumlah kematian? Perang dahsyat yang menewaskan beribu2 orang di Irak, mungkinkah tergantikan dengan kelahiran yang beribu pula dari negara2 padat seperti Cina dan Indonesia? Samakah jumlah manusia di bumi ini setiap detiknya? Pertanyaan yang belum bisa aku dapatkan.

Bumi semakin tua. Siklus jumlah manusia di bumi ternyata tidak berimbang dengan siklus rantai makanan yang tersedia. Saat siklus ini berhenti berputar, kuharap aku tidak akan berada lagi dalam kehidupan.

Rabu, Agustus 15, 2007

WOUND

"Irisan demi irisan dalam luka yang belum lagi mengering
Mengiris dalam dengan sayatan berukir sebuah nama
Berusaha hapuskan semua dengan memaksa keluar semua romantisme
Perih, saat sayatan demi sayatan sang waktu mengelupas indah yang pernah tercipta
Kebodohan nyata yang selalu berulang
Tapi tetap tak berjawab siapa sang penghadir rasa dan asa
Hanya tersisa luka yang tak akan pernah bisa mengering dan hilang"
(Wound, 24 Agustus 2007)

ABORSI


Tertegun, saat sebentuk ingatan mengukir sebuah nama
'Una Communa Sukresa'
Airmata yang tercurah, pedihnya batin yang meratap
untuk sebuah kehilangan yang diinginkan
Asa berharap kau selalu bahagia
Love U always, Son...
I miss U, so...
(Aborsi, 24 Agustus 2007)

SOSOK


Kehadiran yang selalu tiba-tiba berbagai sosok dalam jiwa
Meneduhkan, menentramkan, namun juga mengecewakan dan menyulut amarah
Seiring waktu, sang sosok menyublim meninggalkan bayang samar ingatan
Sayang, rasa tak bisa hilang untuk kemudian menjelma dalam sosok lainnya
(Sosok, 24 Agustus 2007)

TERPERANGKAP

Sudah semakin samar dan sumir
Semakin sadar bahwa cinta itu tak ada
Kasih sayang hanya wujud semesta untuk damba
Perangkap bagi jiwa yang lengah dan lemah
(Bohong, 24 Agustus 2007)

ALONE


Betapa Aku Sangat Mencintai Mereka


Jam 02.00 WIB dini hari tadi aku terbangun. Ku terduduk dipinggir ranjang memperhatikan suami dan anak2ku terkasih terlelap. Betapa aku sangat mencintai mereka...

Aku jadi ingat, dulu sewaktu aku kecil, aku juga sering terbangun tengah malam atau dini hari. Ya, sama seperti yang aku lakukan semalam, aku duduk dipinggiran ranjang dan memperhatikan Bapak, Ibu dan Adikku yang tertidur pulas (saat itu seingatku, aku masih TK besar, berarti sekitar 6 tahun usiaku dan adikku paling bungsu belum lagi lahir). Betapa aku sangat mencintai mereka. Kemudian terpikir dalam pikiran kanak2ku saat itu. Bahwa aku ingin selalu bersama mereka. Hidup dalam kasih sayang mereka. Ketika sampai kesadaran bahwa manusia akan mati, yang terpikir olehku adalah aku ingin mati bersama mereka. Ya, saat itu, aku berpikir untuk bisa mati bersama2 mereka. Karena aku nggak mau, apabila salah satu dari kami harus menjemput maut lebih dulu, akan membuat sedih anggota keluarga yang lainnya. Jadi dalam khayalku, dalam memberitakan kematian kami, yang tampak di surat kabar adalah headline besar "Satu Keluarga mati tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri; Tidak ada satupun yang selamat". Atau "Satu Keluarga Tewas dalam Kecelakaan Lalu Lintas". Hhhmmm... Khayalan yang sadis, mungkin, tapi sungguh, aku takut untuk merasakan kehilangan atas salah satu anggota keluargaku terkasih.

Masih terekam dalam ingatanku, ketika Bapakku harus lembur di kantornya, maka aku akan terus terbangun menunggu Bapakku pulang. Bila Bapakku pulang terlambat dari waktu yang dijanjikannya, maka aku akan membangunkan ibuku dan terus menerus bertanya kenapa Bapak belum pulang juga. Gak jarang kemudian ibuku menjadi kesal karena pertanyaan2ku itu mengganggu tidurnya adikku... Kemudian saat Bapak sampai rumah, maka aku akan langsung lari ke gendongannya sambil menangis tanpa suara. Tangis takut dan senang. Takut kalau sampai terjadi sesuatu atas diri Bapakku dan senang karena Bapakku sudah pulang.

Sekarang, sebagai seorang ibu dan istri, ketakutan2 itu juga datang padaku. Tapi semalam, saat aku perhatikan wajah bidadari2ku yang pulas, yang terlintas dalam benakku adalah, aku tidak mau sesuatu terjadi pada mereka. Aku akan melakukan apapun demi mereka. Pikiran ingin mati bersama seperti saat masih bersama Bapak Ibu dulu sempat juga terlintas juga. Tapi segera aku tepis pemikiran itu. Gak adil buat anak2ku... Masa depan mereka masih sangatlah panjang. Tapi seandainya Allah Yang Maha Kuasa mengijinkan, semoga dia panggil aku lebih dahulu sebelum anak2ku dan suamiku. Karena aku gak akan sanggup menahankan rasa sedih karena kehilangan mereka. Betapa aku sangat mencintai mereka. Tapi urusan mati tetaplah urusan Allah. So, aku hanya bisa berharap dan tetap mengembalikan segalanya dalam kehendakNya.


"Ya Allah, betapa aku sangat mencintai mereka. Namun segalanya tetaplah berpulang padaMu jua dan atas kehendakMu. Tiada lain yang aku harapkan hanyalah kebahagian mereka. Orang2 yang sangat aku cintai dengan segenap hati dan jiwaku. Cintailah mereka Ya Allah... Sebagaimana orangtuaku mencintai aku sewaktu aku masih kecil. Pelihara dan lindungilah mereka selalu sepanjang hidup mereka. Kuserahkan segalanya hanya dalam tanganMu... Amien..."

Senin, Agustus 13, 2007

NYAI ONTOSOROH

"Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, Nyo... Adalah kekalahan setelah kita melawan..."

Semalam aku menonton premier pementasan teater Nyai Ontosoroh di Graha Bakti Budaya TIM. Aku nonton bareng Mahani dan Mbak Sasha. Rencana mau nonton bareng kawan2 tanggal 13 Agustus ini. Tapi karena mau memperkenalkan Sasha akan teater dan menghindari kerepotan untuk bolak balik kantor-rumah-TIM, so, aku dan Mahani sepakat untuk nonton tanggal 12 Agustus nya karena bertepatan dengan hari Minggu.
Menit2 awal melihat pertunjukan itu, aku seperti mengalami de ja vu saat aku membaca Bumi Manusianya Pram. Karakter2 dalam buku itu seperti di hadapkan di depanku melalui tokoh2 yang memerankannya. Walaupun setting yang ditampilkan bukan merupakan visualisasi yang sesungguhnya, tapi cukup bisa mengangkat karakter dari tiap2 tokohnya. Sebagai pemeran utama, Happy Salma yang memerankan Nyai Ontosoroh cukup bisa menggambarkan tokoh perempuan ini. Sosok perempuan kuat yang awalnya dikenal dengan Sanikem.
Sanikem kecil dijual oleh orang tuanya untuk menjadi Nyai pada seorang Belanda bernama Herman Milema. Herman Milema yang awalnya baik dan sayang dengan Sanikem. Dia yang mengajarkan kepada Sanikem banyak hal. Membaca, menulis, pengetahuan2 luar biasa yang tidak pernah dibayangkan akan diperoleh Sanikem kecil. Bahkan ilmu untuk menjalankan perusahaan susu yang dimiliki Herman Milema di Hindia Belanda sampai perusahaan tersebut kemudian dialihakan menjadi atas nama mereka berdua. Kehidupan merekapun berbahagia, sampai mereka mempunyai 2 orang anak, laki2 dan perempuan yang diberi nama Robert Milema dan Annelis Milema. Sanikem dan Herman bukan tidak mencoba untuk mencarikan surat absah bagi kedua anak mereka, karena dalam kehidupan Nyai2 pada jaman dahulu merupakan jenis perbudakan halus dan terselubung. Para nyai diharapkan hanya menjadi teman tidur selama para tuan2 Belanda itu berada di Indonesia. Selain juga menjadi pengurus sapi dan ternak yang mereka miliki lainnya. Ontosoroh termasuk yang beruntung, walaupun Milema masih tidak mau menikahinya secara sah di Kantor Catatan Sipil dan menjadi mevrouw Milema.
Badai itu datang saat tiba2 seseorang yang mengaku sebagai Maurice Milema datang ke rumah mereka. dalam pembicaraannya dengan Herman Milema terungkap bahwa ternyata Herman Milema telah mempunyai anak dan istri di Netherland. Perpisahan mereka disebabkan karena Herman menuduh istrinya telah berselingkuh, walaupun tidak memprosesnya secara hukum. Maurice yang saat itu telah berhasil dan menjadi seorang insinyur (salah satu gelar yang sangat dihormati pada saat itu) menuntut haknya dan hak ibunya. Sejak saat itu, Herman Milema pergi dan hanya sesekali pulang kerumah, itupun dalam keadaan mabuk. Nyai Ontosoroh mengalami kesakitan hati yang sangat menghadapi itu semua. Dia jadi mengerti mengapa Herman Milema tidak mau mengawininya secara sah.
Tapi Nyai Ontosoroh bukanlah orang cengeng yang menangisi keadaan dirinya. Dia tetap tegar mengurus perusahaannya dan menjaga kehidupan untuk kedua anaknya. Walaupun anak sulungnya tumbuh menjadi seorang pemuda indo malas dan angkuh yang tidak menyukai dan mengakui keberadaan pribumi -yang diakhir cerita pementasan, tokoh Robert Milema ini tidak diketahui lagi rimbanya setelah pergi dari rumah pelacuran Baba Acong saat Ibu, adik dan iparnya, Minke, mendapatinya baru saja berasik masyuk dengan seorang pelacur Jepang, saat Bapaknya ditemukan mati dirumah pelacuran tersebut.
Bahkan saat anak bungsunya Annelis mau dibawa ke Belanda, karena taktik licik Maurice Milema yang mau mengambil alih harta kekayaannya, Nyai Ontosoroh bersama dengan menantunya berjuang mempertahankan dengan sekuat tenaganya. Dia meminta menantunya menulis dan menceritakan ketidak adilan yang mereka hadapi, serta melakukan pengorganisiran dengan dibantu pembantu setianya, Darsam. Walaupun kemuadian akhirnya mereka tetap harus kalah dan Annelis tetap harus pergi ke Netherland tanpa ibu dan suaminya, tapi kata2 Nyai Ontosoroh kepada Minke yang sampai saat ini masih terngiang di kupingku. "Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, Nyo... Adalah kekalahan setelah kita melawan...". Di seperempat bagian terakhir inilah yang paling aku suka dalam pementasan teater tersebut. Semangat yang menyala dari seorang perempuan yang mempertahankan haknya yang tertindas. Nyai Ontosoroh sungguh mengispirasi aku malam itu. Aku bercerita terus mengenai hebatnya Nyai itu ke anakku Aisha Sukma Bening. Aku berharap kelak dia mempunyai jiwa seperti Nyai Ontosoroh. Perempuan tegar yang tidak lembek oleh apapun keadaan yang menimpanya.
Saat berusaha menerangkan jalannya cerita ke anakku itu, aku nggak peduli dia mengerti atau tidak. Tapi aku yakin pementasan teater ini akan menjadi sesuatu yang berkesan dan membekas di memorinya. Dan kini, dalam setiap doaku, anak2ku bisa menjadi sosok tegar seperti Nyai Ontosoroh, walaupun aku tidak pernah berharap mereka akan mengalami nasib seperti yang dialami Nyai Ontosoroh. Dan Nyai Ontosoroh juga yang kini menjadi salah satu tokoh yang aku kagumi dan aku tiru keindahan jiwanya.

Jumat, Agustus 10, 2007

Dunia (ku) --> REBORN

Karena sebuah peristiwa yang mengombang ambingkan hati, duniaku menyempit. Sebatas lingkup hanya dia dan aku. Seperti katak dalam tempurung. Yang ada dalam pikirku hanyalah satu nama yang beberapa saat lalu mengisi hari2 di tengah kesibukan duniaku. Warna baru. Indah. Dan aku seperti tenggelam di dalamnya. Tanpa kusadari aku semakin tersedot dalam rasa yang sepertinya menelan segala kesepian yang kupunya. Satu rasa yang membuatku menjadi addicted untuk selalu bisa berhubungan dengannya.
Entahlah, aku sendir gak pernah tau ini apa. Karena aku tau tetap ada batas tebal yang akan selalu menjaga jarakku dengannya. Bahkan dengan format yang kubuat sendiripun rasanya membuatku menjadi semakin gelisah. Aku tau ada yang gak beres denganku, sampai semuanya harus berakhir secara tiba2. Duniaku semakin menyempit, hanya sebatas dia dan aku. Semakin aku bagai katak dalam tempurung. Kebodohan yang kubuat sendiri. Sementara hidup menyediakan beragam warna menarik yang akan selalu bisa kuselami.
Sekarang, saat ini, aku tau bahwa duniaku sedemikian luasnya. Ada banyak yang bisa aku lakukan untuk tetap berdiri di atas kakiku dan melakukan semua hal untuk banyak hal. Aku, gak mau menjadi katak dalam tempurung. Aku adalah aku yang akan tetap menjadi diriku. Semua yang lalu, lagi2 menjadi satu fragmen indah dalam hidupku. Dan seperti kataku. Kalau hatiku sudah terlanjur sayang, maka dia gak akan mudah hilang begitu saja. Tapi, tak akan sayang itu menjebakku lagi. Aku masih punya dunia. Yang indah dan gemerlap dalam bingkai mataku. Karena sayang itu ada di mana2 untukku. Maka akan kuisi hari2ku dengan indahnya rasa syukur atas sayang dan cinta yang tersedia untukku.

"Thanks, God. I know that You will always be there fo me. To keep me save and warm..."

Selasa, Agustus 07, 2007

Dunia (ku)

Banyak warna yang bermain dan akan selalu berganti dalam kehidupan kita sebagai manusia. Ada kalanya warna2 suram dan redup yang tergambar di depan mata kita. Kadangkala berwarna cerah dan ceria. Bahkan mungkin disuatu waktu warna2 itu akan bercampur dan menjadikan kehidupan itu sendiri seperti lukisan abstrak yang indah dan patut diselami maknanya.

Yup, hidup dan kehidupan itu sendiri selalu masuk dalam perenunganku setiap malamnya. tapi ada malam2 yang bahkan untuk berpikir sedikit saja aku gak mau. Maka emosi yang aku biarkan bertahta dan mengabil alih semua bagian dari diriku, termasuk otakku. Bodoh. Betul. Bahkan super duper bodohnya saat aku lakukan itu. Karena banyak kerusakan dalam kehidupanku yang aku buat sendiri ketika kubiarkan emosi merajai diriku.

Tak urung, kadang aku menyesali semuanya. Mengapa itu aku lakukan. Tapi yah, itulah. Semuanya sudah terjadi. Dan mungkin perlu waktu untuk memperbaiki lagi semuanya. Apalagi, permainan emosiku kali ini melibatkan orang yang seharusnya bisa menjadi sahabat dan teman terbaikku. Penyesalan. Itulah.

Lagi2 harus aku sadari bahwa itulah kehidupan. Tegar dan harus bijaksana dalam menghadapi semuanya. Bijaksana untuk memperbaiki hal2 yang disebabkan karena ketidakbijakan yang aku buat. Berat. Memang. Terlebih lagi kalo aku biarkan lagi2 emosi dan perasaan masih tetap bermain dan menjadi dominan atas semuanya.

Kadang aku sendiri bertanya2. Siapakah yang berkuasa atas apa yang menjadi perasaan dari seseorang itu? Apakah orang itu sendiri, atau orang lain yang ikut ambil bagian untuk timbulnya, ataukah Tuhan yang diatas sana yang memasukkan rasa2 dalam hati orang2?
Belum sempat aku kaji dan analisa mengenai hal ini. Atau mungkin tak akan pernah aku analisa sama sekali. Sehingga aku bisa mengambinghitamkan siapapun yang aku mau atas apa yang aku rasa dan atas apapun yang tumbuh dalam hatiku. Hhhmmm...

Bagaimanapun, inilah dunia (ku) dengan segala warna, judul dan lakon yang aku salah satu bagian kecil di dalamnya...

Jumat, Juli 27, 2007

Ikhlas...

Ssshhh....
Mungkin sebaiknya kau diam
Jangan berisik, jangan usik aku

Ssshhh...
Stop, berhenti mengatakan halhal muskil
Karena nyata itu hanya fatamorgana
Bagai setan di tengah teriknya hari

Ssshhh...!!!
Semuanya bohong
Jangan hanya percaya katakata
Karena hanyalah produksi lidah yang liat

Ssshhh...
Tenang, tenang, tenang...
Endapkan diri dari kumparan badai emosi
takkan bisa kau buat mimpi selalu nyata

Ssshhh...
Ikhlas, itulah dia...

Selasa, Juli 24, 2007

DIBATAS PERTAHANAN

Ada tarikan dalam diri untuk terus menuju
Tapi akal membentuk tembok tebal dan tinggi

Liukan itu semakin mengarah
Gerakannya semakin liar melekuklekuk dalam dada

Aaargh... !!!
Setiap geraknya meninggalkan perih dan tanda memori yang sulit hilang
Di gerus-gerusnya tembok tebal dan tinggi yang menghalang
Di hantamkan palu emosi yang besar untuk meruntuhkannya

Tarian yang semakin menggila dan menekuknekuk
Mencakari sudut relung tersembunyi dalam jiwa yang merindu

Gemuruh api menjalari pembuluh yang membawa namamu
Panasnya menghanguskan kenyataan

Aaaaarrgh... !!!
...hentikan liukan itu !!
...hentikan tarian gila itu !!
...padamkan apinya...
...tapi sisakan baranya sebagai penghangat mimpi-mimpi.

Senin, Juli 23, 2007

Aku hanya ingin memberitahumu...

Dua puluh satu Juli dua ribu tujuh, Jam sepuluh malam, aku kembali mengunjungi tempat itu. Setiap sudut yang kulihat, kental dengan nuansamu. Atmosfirnya pun sarat dengan baumu. Hhhmm... Kurang lebih 4 tahun yang lalu, kita bersama mengunjungi tempat itu. Bersama kawan lainnya kita bercengkrama dalam hingar bingar suasana yang ada. Berderap berdua dalam nuansa reggae yang mereka mainkan.
Kucoba lupakan setiap moment yang menjadi de javu malam itu bagiku. Sebentuk sms ku kirim buatmu. Hanya sekedar memberitahu bahwa aku telah kembali ke tempat itu. Ya, tidak ada maksud lainnya. Hanya sekedar memberitahu. Entah apa reaksimu atau apa yang kau rasakan, aku hanya ingin memberitahumu, bahwa kenangan itu masih tergambar jelas dalam ingatanku. Malam itu dan saat ini, tiba2 rindu padamu... Hanya sekedar rindu. Tanpa syarat, tanpa ingin. Karena telah sangat lama rindu ini kuendapkan jauh ke dasar hatiku. Karena tak mungkin kutinggalkan permata paling berharga dalam hidupku. Perkawinanku.

Kamis, Juli 19, 2007

Mimpi itu...

Kemarin Mak cerita kalo dia bermimpi yang mungkin sebuah pesan. Dalam mimpinya dia lihat Mahani memaksaku untuk membuka daster yang aku pakai. Daster biru kesayanganku, oleh2 Mahani waktu ke Bali. Daster biru yang sekarang dah gak karuan bentuknya karena terlalu sering aku pakai. Daster biru kesayangan waktu aku masih hamil Ade Ayha.
Dalam mimpi emak itu, Mahani memaksaku membuka daster itu dan kemudian memberikannya ke seorang perempuan. Emak bilang kalau wajah perempuan itu terlihat sangat jelas. Seandainya dia bertemu perempuan itu di dunia nyata, dia pasti masih bisa mengenali perempuan itu.
Kata orang, mimpi emak itu buruk artinya. Mahani akan berpaling ke perempuan yang di kasih dasterku itu.
Cuma mimpi. Walaupun kata emak itu bukan hanya kembang tidur, tapi sebuah pesan. Sungguh, itu sangat mempengaruhiku. Aku sangat takut apa yang ditakutkan akan terjadi. Aku takut kehilangan Mahani. Mahani, dengan segala kekurangan dan kelebihannya tetaplah sangat berarti buat aku. Saat semua orang meninggalkanku, dia ada di sampingku. Dia bukan orang yang romantis. Bukan pula lelaki yang manis. Dia seringkali membuatku sebal dengan segala tingkahnya. Bahkan kadang dia membuatku merasa tidak berarti. Tapi dia Bapak anak2ku. Dia yang ada pada masa2 terburuk dalam hidupku. DIA SUNGGUH BERARTI BUATKU.
Dengan mimpi Mak itu, apakah aku akan kehilangan dia? Dengan segala kebiasaan buruk Mahani yang telah luput beberapa kali, akankah aku benar2 kehilangan dia? Duh, I can't imagine if that dream going to be come true.

Saat ini aku berada jauh di bawah kepercayaan diriku. Tapi kupompakan semangat dalam diriku, bahwa manusia lahir dengan membawa takdirnya masing2. Dan Pada saatnya dia kembali hanya akan menjadi sendiri. Cuma sendiri. So, aku nggak boleh takut menjadi sendiri, karena nggak ada yang sejati. Semua kata tentang persahabatan, perkawanan, cinta dan kasih hanyalah sebuah omong besar. Hanya sendiri. Gak ada orang lain.

Rabu, Juli 18, 2007

RUSUH

Gedebag gedebug pyar pyur srrr...
Debaran di dada ini gak beraturan..

Sliyat.. sliyut... nyut... nyut... nyut...
Sliweran di otak juga gak tau diri
Tabrakan saling membenturkan diri

Nyut... nyut... nyut... pyar... pyur... srrr...
Denyut bertalu di kepala bersautan dengan gedebug dada

Dalam wadag diri yang utuh
Berbagai peristiwa hilir mudik di kepala
Lampau kini dan khayal masa nanti

Saat ini, detik ini, resah rusuh diri
semua ingin diperhatikan dan diingat
semua menuntut jawab atas tanya
yang mungkin justru tak berjawab

Diam.. Diam..!!!
suarasuara tak berwujud mencela
mencaci dan menggumam
menggeremengkan peristiwa yang pernah ada

DIAM!!!

Aku ingin hening sejenak
biar hanya sejenak kuingin hening

Rabu, Juli 04, 2007

C O N T E M P L A T I O N

Alone by myself, thingking all over my life, in the light of a candle.
Corona lime first bottle is my friend tonight. My only friend...
I kiss the bottle with tenderness.
Coz tonight, I love it so very much.
Talk to it about what I feel and how I feel...
No words to say...
Just feel how it fills me with warm and safety feeling...

Seorang Kakak Laki-laki

Saat aku kecil, pernah kubilang pada bunda, aku ingin seorang kakak laki-laki...
Bunda bilang, kalau ada seorang laki-laki yang mau mendengarkanmu pada saat kamu besar nanti, itulah kakak mu...

Kubertemu laki-laki yang kemudian tak hanya mendengarkanku, tapi juga bersedia mencintaiku.
Akhirnya, kupilihlah dia menjadi suamiku.
Tapi ternyata dia bukanlah kakak lelaki yang aku cari, karena dalam cintanya ada nafsu
Nafsu yang sekarang membuat dia tak lagi mau mendengarkanku...

Dalam petualanganku mencari kakak laki-laki, belum dapat kutemui
Semua menawarkan sayang membalut nafsu, aku tak mau
Sampai ku bertemu kamu, kakak laki-laki yang mau mendengarkan aku
Sepertinya kamu berbeda. Semoga...

Aku hanya butuh pendengar yang tidak berpretensi
Yang mau menyediakan bahunya untuk tumpahan segala rasaku.
Senang, sedih, marah.
Maukah kamu? Semoga...

"Jawabmu : Iya. Hehehe... Jangankan di dunia, sampai kamu masuk neraka dan aku masuk surga juga aku mau... Hehehe..."


Note, Ours are beautifull, Bro... Jangan rusak itu dengan hal yang gak perlu, ya... Thanks for everything. Untill now, you're the best. I Love you more than before...



D I A M

Dalam diam, tatap mata itu menetap dalam sanubariku
Teduh, dalam lingkup kasih yang akupun tak tahu di mana letaknya
Kelembutan jiwa yang kini berdentangan bertalu menjadi sebuah lagu
Lagu kasmaran yang tiada akan mungkin aku perdengarkan dalam laku
maupun semburat jambon rautku
Kubiarkan saja
Kubiarkan dia menetap dalam DIAM

Selasa, Juni 26, 2007

Sayap Cintaku

Cinta buatku adalah sepasang sayap maya yang tumbuh dipunggungku...
Saat pagi datang, dia akan meringankan langkahku untuk mulai menjalani hari yang sibuk...
Membantuku terbang menggapai angan dan mimpiku untuk dapat menyentuh matahari...
Bila malam menjelang, dia akan menyelimuti tubuhku dan membelai sanubariku dengan mimpi indah yang melelap tidurku...

Semakin besar rasa cinta yang kupunya dan kuterima, semakin besar dan kuat sayapku...
Semakin ringan langkahku meniti hari dan semakin hangat selimut malamku...

"Terima kasih untuk semua yang menyayangi dan mencintaiku... Anugerah cinta adalah anugerah terindah yang Tuhan ciptakan bagi manusia. Semoga bisa ku jaga cinta dan kasih yang kalian titipkan di dalam hatiku..."

Senin, Juni 25, 2007

Mawar itu...

Mawar putih adalah cintaku yang suci
mawar merah adalah nafas birahiku
namun aku tak memberikan kepadamu
mawar putih maupun mawar merah
Yang kuberikan padamu adalah
mawar putih yang putiknya berwarna merah
(Phutut EA)
Puisi indah ini di kirimkan seseorang yang berarti sekali buatku. Dia hadir dalam hidupku dengan caranya. Menemani malam-malamku dengan chatting sms sampai larut malam. Banyak diskusi dan canda yang kami rangkai menjadi sebuah jalinan persahabatan dan persaudaraan yang semoga tidak akan putus karena waktu...
Dia yang sekarang hadir sebagai sosok kakak laki-laki
yang sudah sangat lama sekali kurindukan hadirnya.
Dia yang sabar mendengarkan segala keluhku
dan sedanku yang akhir-akhir ini sering sekali berhamburan
(really... really bad habit of you, girl... :D).
Dia yang kujanjikan untuk aku bernyanyi di hari pernikahannya..
(september cerianya Vina, kan...???)
Terima kasih, Kung... You mean a lot to me. Terima kasih sudah mau menerimaku sebagai adikmu. Adik yang lebih banyak cerewet dan nyusahinnya... Hehehe... Love you, Brother... Tapi aku hanya mau menerima mawar putih yang putiknya juga putih, lho... Karena persahabatan kita ini indah dan semoga gak jadi rusak karena hal-hal yang gak perlu...

Pedih itu...

Matahari meninggi menyisakan tanda hadirnya embun pagi dan hujan tadi malam... Dalam dinginnya udara pagi tadi, aku bermimpi tentang seorang bocah laki-laki yang seharusnya bisa menemani hari-hari indahku. Aku bangun dengan sedih yang menggunung. Luka dalam jiwaku masih basah dengan penyesalan...Duh, betapa inginnya kupeluk tubuh tampan itu dengan kedua tanganku... Segenap hatiku merindukan suara indahnya yang memanggilku ibu.

Sampai kapan rasa bersalah ini akan bersarang dalam sanubariku dan membasahi mataku setiap kali kuteringat peristiwa lampau itu??? Aku tak tau...

Mungkin akan selamanya perasaan itu ada di sana sebagai hukuman atas dosa yang sudah aku lakukan. God... Please forgive me... My Son, please, forgive your unresponsible mom...

Rabu, Juni 06, 2007

Kalo Gw Fall in Love, So What ???

Hari ini kepala gw sakit. Mungkin akibat agak mabuk semalam. A' Tege bilang, itu bisa hilang kalo makan tahu mentah, di buat jack pot atau minum aspirin. Tapi gak ada satupun yang gw lakukan.

Dalam sakit kepala ini, hari ini, banyak banget yang masuk ke pikiran gw. Tapi fokusnya tetep satu. Selingkuh itu sampai mana sih batasannya? Huh ! Capek banget gak sih... Itu lagi... itu lagi... Buat gw selingkuh itu kalo sampe ML. Ya ML, bercinta, having sex, whatever lah istilahnya. Tapi yang pasti buat gw, selingkuh itu adalah ketika ada pertemuan kelamin antara si peselingkuh dan orang yang diselingkuhinya itu. Jadi kalo cuma sebatas suka, jatuh cinta, sayang tanpa ada ML tadi itu, yah... masih fine.

Tapi tadi gw sempat chat sama satu orang yang menurut gw unik dan asik. Dia porak porandain tuh semua konsep gw soal selingkuh. Menurut dia, selingkuh yang baik itu (Gubrak !!! Mangnya ada selingkuh yang baik, ya??? Huahahahaha...) adalah selingkuh yang gak pake perasaan. Istilahnya dia, selingkuh yang baik ya selingkuh body aja. Gak pake jatuh cinta, sayang dan sebagainya. Jadi kalo suka ma lawan jenis ya targetannya ML. Gak pake tuh yang namanya jatuh cinta. Pedekate masih pake, tapi targetannya ya ML.

Huah !!! Orang masih setengah mabuk gini di masukin yang aneh2... Otak gw kan yang tadinya masih mau menikmati rasa melayang akibat beer semalam jadi di paksa untuk berpikir tentang itu semua... So, selingkuh yang baik itu yang gimana, ya...??? Hiks... Berpikir... berpikir... berpikir...

Selingkuh itu sebenarnya gak ada yang baik, sih... Baik yang perasaan juga yang body... Karena dalam selingkuh itu kita kan udah berbuat cheating ma pasangan kita. Pasti ada yang di tutupin saat kita selingkuh.

Hhhmmm... Tapi kalo kemudian ada cinta manis yang menyapa kita, yang bikin perasaan kita bahagia dan yang dengan bahagia itu kita akhirnya bisa membuat pasangan (suami ato istri) kita juga bahagia, gimana dunk?

Duh, ada lagi nih yang masuk dalam pikiran gw. Gw jadi inget teorinya si Democritus itu. Bahwa semuanya itu ada dan terbentuk karena ada sesuatu yang mengkondisikan terjadinya hal itu. Kalo gitu, perasaan jatuh cinta yang gw alamin ini juga pasti ada sesuatu yang menyebabkannya terjadi. Ada yang mengkondisikan, sehingga gw mengalami jatuh cinta. Dan ini bisa dari internal gw tapi juga dari ekternal. Yang internal, mungkin karena dalam diri gw, gw merasa bahagia dan menikmati rasa itu. Jadi saat rasa itu mulai tumbuh, gak gw pangkas akarnya. Karena gw merasa nyaman dengan itu. Eksternal, bisa jadi itu dari suami gw yang minim banget kasih perhatian atas semua hal yang gw lakukan. Jadi ketika ada orang yang mau mendengarkan gw dan bersedia menyediakan dirinya jadi tempat curhat gw (yang bisa aja terjadi setiap saat gw mau cerita, secara gw ini cerewet banget dan selalu mau cerita apa yang gw rasakan dan apa yang gw alami), kenyamanan itu semakin enggan gw tinggalkan.

Jadi, ketika kenyaman itu gak lagi gw dapatkan, bisa jadi perasaan jatuh cinta itu hilang dan berganti dengan sayang biasa ke sahabat. Seperti yang selama ini gw alami. Gak akan hilang rasa sayang gw ke orang yang kejatuhan cinta gw. Karena rasa sayang itu akan selamanya menetap di hati gw. Hanya format hubungan yang gw mau aja yang mungkin berubah. Egois, bisa. Semacam proses healing buat diri gw juga bisa. Yang terakhir ini terjadi kalo pasangan yang bukan suami gw ini kemudian menjadi bosan untuk jadi pendengar setia atau teman curhat gw. Gw akan bisa menyembuhkan sakit yang mungkin akan timbul. Perasaan kehilangan dan di tinggalkan itu akan sebentar aja nasibnya tinggal di hati gw.

Hahaha... Ajaib. Sakit kepala gw hilang. Ringan banget rasanya. Horee... Yup, satu pelajaran lagi yang gw dapat hari ini. Yang pasti, gw gak akan takut jatuh cinta dan tetap akan menikmati rasa bahagia yang timbul karena perasaan jatuh cinta. Gw juga gak takut patah hati, karena itu adalah konsekwensi yang mungkin akan gw alami karena gw merasakan perasaan jatuh cinta. So, selama gw masih menjalankan tugas dan fungsi gw sebagai ibu dan istri yang baik buat anak2 dan suami gw dengan segala implikasi dan konsekwensinya, gw gak akan menghalangi perasaan gw untuk tetap bisa jatuh cinta... Hhhmm... ;p

"Live for learn and learn from life..."

Kamis, Mei 31, 2007

Apa sih ini...???

Asri: Gw kenapa ya...??? kok rasanya ada yang kurang kalo sehari gak kontakan ma dia. Kayak nyandu aja nih...

Pikirannya: Again...??? Gak kapok2nya punya rasa kayak gitu. Come on, wake up and grown up. You're not a teenager...

Asri: Yeee... Siapa yang mau punya rasa kayak gini... Siapa juga yang bisa halangin rasa sayang yang udah terlanjur tumbuh? Siapa coba yang bisa ngelarang jiwa gw untuk gak selalu merasakan dia? Itu semua terjadi gitu aja. Rasa hangat dalam hati, rasa tersipu kalo inget, grogi kalo ketemu, please, siapa yang bisa halangin itu semua...? Siapa yang bisa ngelarang supaya rasa2 ini gak menetap dalam diri gw?

Pikirannya: Alah, itu karena loe selalu menjaga rasa itu supaya tetap ada di situ aja. Loe sedang menikmati semua rasa itu, karena itu dah buat loe bahagia, kan?

Asri: kalo iya memangnya kenapa? Apa itu sesuatu yang salah? rasa itu datang seperti anugerah buat gw. Karena gw merasakan bahagia saat bisa berinteraksi sama dia. Gak boleh ya gw menyimpan rasa yang udah bikin gw bahagia seperti ini?

Pikirannya: Nanti patah hati lagi... jadi sedih lagi... mellow lagi... Lagian memangnya loe yakin kalau rasa loe itu akan berbalas? Jangan kegeeran deh...

Asri : Siapa yang peduli rasa gw itu akan berbalas ato enggak. yang penting gw bisa mencurahkan apa yang gw rasakan ini sama dia. Gw bisa sayang dia, dan gw peduli sama dia...Ngerasa senang saat dia senang dan ikut merasa sedih saat dia sedih... itu udah cukup buat gw. Makanya gw selalu mendorong dia untuk mencari bahagianya. Karena dengan begitu, gw juga jadi bahagia.

Pikirannya: Klise! Coba loe rasain bener2... Bener kayak gitu gak sih perasaan loe itu? Sometimes loe pasti pengen juga dia tau perasaan loe dan nyambut rasa itu, kan? Jangan mimpi deh... Geer aja loe sendiri... Gimana loe bisa berharap sementara dia dah tau semuanya tentang loe. Busuk2nya elo. Apa yang loe harapkan...??? Please, deh...

Asri : Ah sudahlah !! Gw gak peduli dia tau ato enggak. Perasaan gw ini berbalas ato enggak. Yang pasti gw akan memastikan kalo gak akan ada hurt feeling atas semuanya yang pernah terjadi dan yang mungkin akan terjadi. Dan gw tetap akan berkawan seperti biasanya... Biar aja ini akan jadi sebuah fragmen dalam hidup gw dan mungkin juga hidupnya. Dan gw berharap semua yang udah pernah di jalanin gak akan berubah. Kalaupun dia tau perasaan gw, dan ternyata dia gak punya perasaan yang sama, semoga sikapnya dia juga gak berubah ke gw. That's all...

Senin, Mei 28, 2007

R E C Y C L E...

Tiba2 aja hari ini gw iseng buka2 sent box dari kotak email. Kemudian nemuin lagi email yang gw kirim ke sahabat2 yang pernah tergabung di milis anggota asistensi Tim Mei 1998 bentukan Komnas HAM.

Sekarang gw masukan lagi dalam blogku ini untuk sekedar mengingatkan diri gw bahwa bahagia, sedih, senang dalam diri kita itu bisa kita kondisikan supaya kita bisa merasakannya sewaktu2. So, kalau kita mau, kita bisa kok merasakan bahagia selalu tanpa merasakan sedih. Tapi, kalau kita merasakan bahagia terus tanpa merasakan sedih, maka emosional kita jadi gak seimbang dan kemudian bisa menjadi gila. Gitu juga kalau kita selalu merasa sedih tanpa pernah mau membuka diri untuk datangnya bahagia. Sama, gak seimbang dan jadi gila juga akhirnya. So, sedih dan bahagia itu sengaja tercipta untuk saling melengkapi dan mewarnai hidup manusia.

Ah, sudah lah... silahkan dibaca aja dulu tulisan lampau gw...



Dear Brothers dan Sisters...

Alo semua... Hari ini indah. Tepatnya perasaan aku lagi bahagia... Gak tau kenapa, tapi setelah aku baca buku novel filsafat yang dipinjemin bang ipung, aku baru nyadarin bahwa bahagia itu datangnya dari dalam diri juga. Hehe... Kita bisa kok menciptakan kebahagiaan...

Eh, aku kemarin juga dapet ilham untuk buat sebuah poetry... Nih...

Judulnya : Aku Adalah Tiada...

Saat kau pejam dua pelupuk matamu, aku akan hadir dalam benakmu dengan segala yang kau tau tentang aku.

Dan saat kau buka kedua matamu, maka aku akan menghilang, menyublim bersama udara.
Bahkan ketika aku berdiri dihadapmu.
Karena aku hanyalah sekumpulan atom yang bergerak cepat dengan kuasa waktu yang dapat mengurai...
Sebab aku adalah sebuah ketiadaan...

Jangan pernah kau bertanya tentang siapa aku.
Karena jawabnya adalah sebuah kesia-siaan...

Tiada akan pernah seorang manusia mengerti tentang kemanusiaannya.
Karena rasa, hasrat dan karsa hanyalah partikel yang saling berbenturan.
Akan tiba saatnya dia kembali menyatu dengan empat unsur dasar.
Air, tanah, api dan udara...

Aku, kau, kita sama dengan mereka, hanyalah sebuah ketiadaan...

Maka tetap pejamkanlah kedua matamu untuk dapat menemukan aku.

Gimana... Bagus, gak...? Hehe... Kalo aneh, maklum ya. Amatiran. Oke, setelah baca puisi ku ini,aku juga mau bahas sms yang aku kirim waktu hari sabtu kemarin ke beberapa orang teman...

Buat yang belum tau, aku kemarin Sabtu kirim sms ke beberapa orang teman dua buah pertanyaan filosofis.

1. Adakah cinta yang tanpa pamrih di dunia ini ?
2. Adakah teman sejati tanpa pamrih di dunia ini ?

Beberapa teman balas sms aku itu. Ada yang dengan optimis bilang kalo cinta dan teman sejati yang tanpa pamrih itu pasti ada, kemudian dia mencontohkan dirinya sendiri. Ada yang bilang kalo cinta dan teman sejati itu ada kalau kita juga bisa menjadi cinta dan teman sejati. Dan ada juga yang bilang kalo cinta dan teman sejati itu utopis dan gak ada. Oke, ayo kita bahas dan diskusikan...

Menurut Democritus, seorang filosof alam yang terakhir, cinta itu ada karena ion-ion telah terbentuk diantara orang-orang yang saling mencinta. Menurut teori Democritus, segala sesuatu yang ada dialam ini adalah hasil dari penyatuan atom-atom yang banyak tersebar dimana-mana. Begitu juga dengan rasa cinta. Demi bertahannya sebuah rasa cinta, maka perlu adanya sebuah kondisi agar atom-atom yang membentuk rasa cinta ini tetap melekat dan bergabung menjadi satu.

Bingung...? Oke, gini. Misalnya es, atau atom-atom yang terssusun menjadi sebongkah es, akan merubah susunannya menjadi sesuatu yang lain bila suhu udara disekitarnya tidak menkondisikan atom-atom ini menjadi sebentuk es. Suhu udara harus dingin, mencapai titik beku. Kalau suhu udara naik, maka atom pembentuk es ini kemudian akan mengurai untuk membentuk sesuatu yang lain. Air.

Sama halnya dengan atom pembentuk cinta. Perlu adanya kondisi tertentu untuk tetap mengikat atom-atom ini menjadi sebentuk rasa cinta. Kondisi tertentu ini bisa macam-macam. Kehangatan, kasih sayang, perhatian, kelembutan, kecemburuan, bahkan kengkuhan dan ketidak pedulian. Semua ini bisa datang dari internal atau diri dari masing-masing pecinta itu dan dari eksternal atau sesuatu diluar manusianya misalnya istilah dari seorang teman "cakung" atau cuaca yang mendukung (dingin atau sesuatu yang bisa bikin suasana hati jadi romantic). Semuanya ini tergantung dari masing-masing individu yang mempunyai rasa ini.

Menurut Democritus lagi, alam termasuk manusia adalah terbentuk dari jutaan bahkan trilyunan atom yang bergerak bebas dan sangat cepat. Atom-atom ini akan tergabung dengan atom-atom lainnya untuk menjadi sesuatu. Kemudian dalam kondisi tertentu akan kembali mengurai untuk kemudian begabung dengan atom yang lain lagi untuk menjadi sesuatu yang lain. Atom-atom ini sifatnya kekal. Sehingga mungkin aja salah satu atau beberapa atom pembentuk udara yang ada dalam paru-paru kita ini sama dengan yang membentuk mata dari seekor dinosaurus waktu jaman prasejarah.

Teori ini, dalam kaitannya dengan bahasan kita, dapat menjawab ketika kemudian rasa cinta itu berubah menjadi rasa benci. Mungkin kondisi atau keadaan yang mendukung penyatuan atom rasa cinta itu yang merubah susunannya hingga jadi rasa benci.

So, kesimpulannya, gak ada sesuatupun didunia ini, disadari atau tidak, yang tanpa pamrih. Sebab selalu dibutuhkan sebuah situasi dan kondisi yang mendukung untuk tetap menjaga agar atom-atom pembentuk segala sesuatu itu tetap terjaga dalam satu komposisi yang merekat jadi satu, hingga tiba pada satu titik tertentu, pasti akan tetap mengurai...

So, walaupun ada yang bilang kalo cintanya adalah tulus dan tidak akan pernah berubah walau apa pun yang terjadi, tetap dia perlu kondisi untuk mempertahankan itu semua. Pun ketika orang ini bertepuk sebelah tangan. Ada kondisi dalam dirinya sendiri yang membuat orang ini tetap membuat rasa cinta dan kasihnya bertahan. Entah itu kenangan, fantasi yang diciptakan sendiri atau banyak hal lainnya...

Hehe..., gimana, pusing....? Come on Guys... Gue kira perlulah sekali-kali kita sedikit keluar dari dunia ini untuk melihat dunia lain yang tidak dapat ditangkap kelima indra kita. Dunianya para filosof.

Oke, mungkin besok salah satu dari kita akan kembali juga mengurai menjadi empat unsur dasar. Air, tanah, api dan udara. So, rasakan segala rasa selagi bisa dan sempat...

Love,
Your sister,
Asri....

Selasa, Mei 15, 2007

Fragmen Satu

Liukan tarian benang hati...
Melambai gemulai dalam nada kehidupan yang hidup
Irama derap yang tidak selalu teratur, mencipta aura abstrak
Tangis dan tawa kadang membaur menjadi warna baru
Sebuah keharuan pada semua yang tampak mata
Menetap derita, meratap lara
Dalam sebuah rindu sesap suatu zikir

Betapa merindunya untuk selalu kembali mengulur tangan
Meringankan derita atas sesama
Berpeluk ceria dalam satu bahagia

Ugh... Keinginan itu semakin kuat
Melepas gelisah jiwa akan semua yang tak semestinya
Mengapa selalu ada tanya kenapa?
Mengapa semua tak bisa bahagia?
Liukan tari benang hati masih gemulai menari
Dalam nada kehidupan yang hidup mencipta aura abstrak
Seiring tari langkahku menapakinya...

Sabtu, Mei 12, 2007

NOTE

N O T E : Medio 09 Mei 2007.
PERISTIWA : Mahani cium kening gw waktu gw mau berangkat ke Medan.
KOMENTAR : Sesuatu yang sebelumnya gak pernah terjadi. Uupfh... Jadi geli dan pengen ketawa sendiri. Di depan Mas eko pula dia cium aku. Wooow... Ada apa nih...??? Kok Mahani tiba2 jadi romantis??? Hhmmm... Just to wait and see, what will happen next...

Senin, Mei 07, 2007

Menikmati Jatuh Cinta...

Banyak dimensi tentang cinta yang nggak aku ngerti. Bahkan apa yang ada dalam dirikupun selalu menjadi the big question yang sampai saat ini belum bisa aku jawab.

Dalam waktu pernikahanku yang tujuh tahun berjalan ini, berulangkali aku merasakan jatuh cinta. Nggak cuma sama Mahani, tapi juga dengan beberapa orang lain yang berbeda. Dan aku sangat menikmati rasa jatuh cinta itu. Perasan berbunga-bunga, bahagia, tersipu, perasaan selalu ingat si dia... Duh, betapa rasa jatuh cinta itu bisa menghapuskan semua beban hidup...

Sampai di sini, ketika aku bisa mencintai beberapa manusia dalam satu moment, apakah cinta itu? Benarkah cinta itu hanya untuk seseorang yang sangat berharga, atau benarkah bahwa hanya ada satu cinta dalam hidup seseorang?

Saat aku menikmati perasaan jatuh cinta ini, apakah itu hal yang wajar? Benarkah orang yang sudah menikah nggak boleh jatuh cinta lagi...??? (Wah, kalo yang ini jawabannya nggak boleh, huh, nggak rela deh... Hehehe...)

Yup, banyak banget dimensi cinta itu... Selain Shakespeare, siap lagi yah yang mau pusing mikirin dan mendalami tentang cinta ini...??? Kalo aku siy hanya mau menikmatinya... Hhhmmm....

Selamat...

Mungkin kamu dah nggak mau kenal aku lagi... Dari sekian banyak pesan singkat yang aku kirimkan, nggak satupun yang berbalas. Begitu juga sekian banyak panggilan telpon yang nggak kamu jawab. Aku kehilangan seorang sahabat buat jiwaku...

Dua minggu lalu, baru kudapati kabar bahwa pernikahanmu sudah terjadi seminggu sebelumnya. Ada rasa yang menusuk dalam dadaku dengar itu semua. Bukan... bukan cemburu... Karena sudah sangat lama aku hilangkan rasa itu untukmu... Sejak aku tau kalau aku bukanlah yang pertama dalam hatimu. Itu dulu... sudah dulu sekali...

Rasa dalam dadaku saat berita pernikahanmu itu lebih kepada rasa sakit karena bukan dari mulutmu sendiri kudengar tentang itu. Ternyata memang aku pun hanya sebutir debu dalam hatimu yang telah mati. Sementara apa yang aku rasa tentangmu masih sama saat pertama kali aku kembali menemukanmu.

Ah, sudahlah. Semoga kamu masih rajin membuka blog ku ini, sehingga bisa kamu tau apa yang aku rasakan tentang pernikahanmu. Bukan untuk apa-apa dan akupun tidak akan mengharapkan apa-apa dari ketahuanmu. Hanya salam bahagia yang kukirimkan, semoga kekal ikatan yang telah kamu dan dia buat. Selamanya, bahagia... Amien...

Ps : Masihkah kamu jadi sahabat jiwaku...???

Sabtu, April 14, 2007

Pemberian Terindah


Malam ini gw sedang beromantisme dalam diri sendiri. Dari semua orang yang pernah jadi pacar gw, cuma *** yang pernah kasih sesuatu ke gw. Sebuah Al Qur'an. Dulu, Al Qur'an itu sangat-sangat berarti buat gw. Bahkan hanya dengan melihat barang pemberiannya itu gw udah amat sangat bahagia banget. Sekarang, Al Qur'an itu buat gw sama aja dengan Al Qur'an lainnya yang gw punya.

Tapi gw juga masih punya kaos dari pacar gw yang lain. Bedanya, yang ini gak pernah kasih ke gw kaos itu. Barang itu gw temuin di lemari kostnya setelah *** bertugas di Jakarta. Sama, dulu setiap gw liat kaos perasaan gw berbunga-bunga. Dan setiap kali gw kangen... banget ma dia, gw akan pakai kaos itu. Terus perasaan gw jadi hangat... banget. Serasa dipeluk dia.

Sampai gw tau ternyata dah ada yang lain sebelum gw di hatinya. Tiba2 aja kaos itu jadi kaos yang paling jelek yang pernah gw liat sepanjang hidup gw. Kaos itu akhirnya jadi penghuni tetap bagian terdalam dan terbawah dari lemari baju di kost gw. Dan sekarang gw sendiri dah gak tau ada di mana kaos itu berada.


Kalau inget semua kenangan itu, ternyata barang2 milik orang yang kita cintai, pada saatnya akan menjadi barang pualing bernilai di dunia. Meskipun itu cuma sekedar barang biasa yang banyak banget dijual di pasar. Tapi, ketika moment cinta mencinta itu berlalu, balik lagi deh barang "klangenan" itu jadi barang yang nilainya sama dengan barang2 lainnya.


Hhhmm... Sekarang gw dah merried dengan orang yang kadang gw sendiri gak sadar kalo gw sayang dan cinta banget ma dia. Mahani gak pernah kasih gw barang yang khusus dia kasih untuk gw. Dia gak pernah beliin hadiah atau barang apa pun buat gw (kecuali daster dari Bali, itu juga karena gw ancam dia untuk beliin sesuatu buat gw dari Bali waktu dia tugas ke sana), even disaat2 spesial kayak ulang tahun gw atau our anniversary. Hehehe... Bahkan kadang dia lupa dengan moment2 spesial itu.


Sometimes, pengen juga siy suatu saat nerima surprise dari Mahani. Gw gak minta berlian atau barang mahal lainnya kok. But, anyway, that's my husband... And I've tried to be not disapointed. Karena setiap kali gw liat dua buah hati cantik kami, gw sadar kalo Mahani udah kasih gw dua permata yang paling berharga di dunia. Aisha Sukma Bening dan Aaliyah Cahyaning Buana.


Love You, Hon...

Hope we'll be forever together.

Berdua kita liat dua buah hati kita tumbuh dan melanjutkan garis keturunan kita.

Sampe ada suara kecil yang merdu memanggil kita Mbah Buyut...

Insya Allah...

Selasa, April 10, 2007

Pursuit to Happiness...

Pursuit to happiness. Film yang dibintangi oleh Will Smith dan anaknya ini sebenarnya film dengan alur cerita yang sederhana. Menggambarkan perjuangan seorang ayah dalam mengejar kebahagian hidupnya demi sang anak. Film yang diangkat dari kisah nyata ini sebenarnya film yang biasa, karena orang2 seperti Christ Gardner (tokoh yang diperankan oleh Will Smith) ini banyak tersebar di seluruh pelosok dunia. Bahwa perjuangan hidup yang dilakukannya akhirnya bisa berakhir bahagia. Gw pernah dengan lihat di TV perjuangan seorang TKW Indonesia (PRT) di Hong Kong yang kemudian akhirnya bisa menjadi pengusaha perempuan yang sukses di Hong Kong sebagai penyedia tenaga kerja yang handal.

Melihat film itu banyak sekali pemikiran yang bermain dikepala gw. Saat seseorang berkata bahagia, tampaknya hal itu selalu dikaitkan dengan yang namanya uang. Kemudian gw jadi ingat kata2 seorang kawan yang bilang bahwa uang sudah menjadi sebuah agama atau keyakinan baru di dunia. Duh, bener gak siy? Gw coba untuk bertanya dan merefleksikan fragmen2 dalam film itu ke dalam diri gw. Dan jawabannya sangat mengagetkan gw. Ternyata gw sependapat bahwa uang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kebahagiaan. Setidaknya dalam pola kehidupan yang saat ini sedang gw jalani. Memang bukan faktor utama, tapi dengan mempunyai uang, kita jadi mempunyai banyak pilihan untuk bisa mendapatkan sesuatu. Dan bukankah seseorang itu akan menjadi bahagia saat dia bisa memdapatkan apa yang diinginkannya?

Selain itu, melihat bagaimana ketabahan dan usaha keras yang dilakukan oleh Christ Gardner dalam mengejar bahagianya itu -yang tergambar dalam hampir sebagian besar film itu- pikiran gw jadi bercabang antara kekaguman terhadap orang-orang seperti si Christ ini, yang mempunyai kemampuan untuk mempertahankan energinya untuk bekerja keras dan pertanyaan apakah orang2 yang miskin dan gak punya uang itu kurang keras usahanya, atau kurang tabah, atau kurang berdoa, atau apa? Mengapa mereka tidak pernah sampai pada titik bahagia, sementara mereka sudah demikian kencang dan letih untuk berlari mengejarnya? Ooo... Pertanyaan yang membutuhkan banyak teori dan jawaban panjang untuk menjelaskannya... Yang pasti harus di salahkan adalah sistem yang berlaku di masyarakat kita itu. ("Saat aku memberi makan orang miskin, kau sebut aku Santo, tapi saat aku bertanya mengapa mereka miskin, kau sebut aku komunis. So, apa salahnya menjadi seorang komunis?")

Lalu ada lagi lesson yang bisa gw dapat dari film itu, bahwa kebahagiaan itu harus diperjuangkan dan diusahakan. Walaupun hasil yang akan di dapatkan masih belum jelas, tapi setidaknya sudah ada usaha yang dilakukan. Bahwa kehidupan itu harus di siasati dalam rangka "Pursuit to Happiness".

Selasa, April 03, 2007

Big...big...Love...

Dah hampir satu bulan aku nggak ajak anak2 main ke rumah orang tuaku. Padahal jarak rumah kami dengan Mbahnya anak2 itu hanya 5 menit perjalanan dengan motor. Biasanya, entah hari Sabtu atau Minggu, hari2 aku dan Mahani gak ngantor, kami biasa ngajak Mbak Sasha dan Ade Ayha main ke rumah Mbahnya itu. Bahkan terkadang Mbak Sasha nggak mau pulang dan langsung nginap di sana. Kalo udah begini, biasanya Bapak atau Ibuku telpon ke rumahku dan menanyakan kabar kami sekeluarga. 'Apakah sehat semua, Mbak sama Ade lagi ngapain? Kok nggak ke rumah Mbah? Gak ada apa2, kan?' dan pertanyaan-pertanyaan peduli yang lainnya.
Sebenarnya, gak ada yang terjadi di rumah kami. Dan bukan persoalan yang sulit sebenarnya kalau aku dan Mahani mengantar anak2 ke rumah Bapak-Ibu. Tapi, memang sebulan ini banyak hal yang terjadi dan cukup menguras enargi, baik tenaga maupun pikiran. Jadi rasanya nggak kepengin keluar rumah kalo dah hari libur. Sabtu dan Minggu lebih banyak kami habiskan di rumah. Bercanda bareng anak2, di rumah aja.
Kemarin, lagi-lagi Bapak telpon. Kangen sama cucu2, katanya. Duh, mencelos juga hatiku jadinya. Jahat banget aku, ya... Dah satu bulan aku nggak menengok mereka dan membawa anak2ku yang bisa jadi penghiburan buat mereka. Padahal nggak sulit buatku dan Mahani untuk mengajak mereka ke rumah Mbahnya.
Kemarin, KPR untuk rumah kami di Cilebut di setujui BNI. Pertama yang kuingat setelah kasih tau Mahani adalah mengabarkan kepada orang tuaku berita yang buatku adalah berita gembira. Pagi tadi, kubawa berita ini ke mereka. Nggak ada kesal di wajah mereka menyambut kedatanganku. Bahkan mereka menyambut beritaku dengan wajah sumringah dan gembira. -walaupun aku tau, bahwa dengan keputusanku untuk mengambil kredit perumahan itu, maka bantuan untuk kuliah adikku (saat ini adikku mau mengambil spesialisasi apotekernya di UI) yang biasanya aku berikan kepada mereka tiap bulannya nggak akan bisa lagi aku berikan. Yup, sejak Bapakku pensiun, aku membantu sedikit untuk keperluan kuliah adik bungsuku.
Ketulusan mereka kembali menyadarkan aku. Bahwa nggak ada yang melebihi ketulusan kasih dari kedua orang tua kita. Kalaupun sesekali waktu ada amarah yang terucap dari mereka, nggak akan mengurangi kadar ketulusan kasih dan sayang mereka buat anak2nya. Duh, kapan ya aku bisa memberikan kebahagiaan buat mereka dan melakukan sesuatu yang bisa menyenangkan hati mereka.


"May God Bless me to do all good things for my parents before their end of days... Ameen..."

Senin, April 02, 2007

In That Time...

"Ada yang mau gw tuliskan di sini.
Bahwa hati manusia itu adalah liat dah mudah sekali dibentuk untuk berubah.
Setidaknya itu yang gw rasakan."

Ada saat2 tertentu gw berada di ujung kehidupan yang dingin dan gelap. Seolah2 hanya ada gw sendiri dan semua beban gw di dunia ini. Tapi bisa terjadi, hanya selang beberapa detik, gw akan menjadi orang yang sangat bahagia dengan segala keadaan dan kekurangan gw. Pada saat2 ini rasanya ada begitu banyak kasih dan sayang dalam hati gw. Gw akan bisa melakukan apa saja untuk membahagiakan orang2 yang gw sayang.
Lagi, kemarin, gw ketemu dia... Hasrat yang lama tersimpan menemukan momentnya. Bara hasrat itu sempat menjadi api untuk sesaat, sebelum semua bayang wajah terkasih hadir di pelupuk mata. Saat itu, moment yang seharusnya indah itu nggak lagi gw rasain. Semacam ada batu besar dalam perut gw saat itu. Semakin membesar seiring kebimbangan dalam hati gw. Antara sayang dengan *** dan gak mau mengecewakan dia , keinginan balas dendam dan cinta yang masih ada tuk Mahani, juga rasa sayang dan cinta gw yang besar ke anak2 gw. Semua rasa itu berpusar dalam diri gw, mulai dari ujung kepala sampai kaki. Kemudian gw putuskan untuk gak lagi meneruskan semua. Maaf, gw gak bisa... Bukan karena gak sayang, tapi apa yang gw punya dengan Mahani terlalu berharga untuk dikhianati. Setidaknya, kalau memang akan ada pengkhianatan, itu gak datang dari gw...

Kamis, Maret 15, 2007

Putar Balik Balik Putar

Persoalan HAM pra terbentuknya UU No. 26 tahun 2000 tampaknya akan mengalami jalan buntu. Hasil pertemuan Komnas, Kejagung dan Komisi III DPR RI menunjukkan bahwa masing-masing pihak menganggap benar apa yang sudah dilakukan. Komnas HAM merasa sudah menjalankan tugasnya dengan baik, sampai kemudian keluar laporan hasil penyelidikan atas beberapa kasus, seperti TSS, Tragedi Mei dan yang terakhir laporan hasil penyelidikan penghilangan orang secara paksa. Tapi memang, belum ada standar bentuk laporan yang baku bagi tim ad hoc Komnas HAM setelah melakukan penyelidikan. Kalau di lihat dan di baca, masing-masing laporan hadir dengan kekhasannya. Kekhasan di sini, maksud saya, adalah tergantung siapa orang yang duduk dalam tim itu. Selain itu, masih jadi kesimpang siuran mengenai apakah penyelidik tim ad hoc Komnas HAM harus di sumpah terlebih dahulu atau tidak. Karena tidak ada ketentuan secara tersurat dalam UU No. 26 tahun 2000 mengenai hal ini. Tapi, ketentuan peraturan ini, untuk hukum acaranya adalah merujuk pada KUHAP. Oleh karena itu, ketentuan penyelidikan yang dilakukan pun harus mengikuti aturan KUHAP untuk hukum acaranya. Dan dalam KUHAP, penyelidik haruslah di sumpah.

Kalau dari Kejagung, antara lain, mereka mau melakukan penyidikan dan penuntutan apabila telah ada kepastian dari DPR dengan surat keputusan Presiden bahwa pengadilan HAM ad hoc atas suatu kasus sudah terbentuk. Dengan alasan agar kerja yang mereka lakukan tidak menjadi sia-sia. Sementara, Pengadilan HAM ad hoc baru dapat terbentuk setelah ada masukan dari DPR dan DPR baru bisa memberikan masukan setelah hasil penyidikan oleh Kejagus selesai.

Aih... aih... Bundeti kalo kata orang Jawa, benang kusut Bahasa Indonesianya. Tapi apapun itu, sepertinya nasib korban belum menemukan titik cerah bagi penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang mereka alami. Ada jalan yang diberikan, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Keadilan (KKR), sementara Komisi inipun batal terbentuk -kalau menurut pikiran cetek saya adalah karena pemerintah ketakutan untuk membentuk komisi ini, setelah menghitung bahwa akan begitu besar kompensasi yang harus mereka keluarkan bagi para korban pelanggaran HAM. Pasti selain karena banyaknya jumlah korban, juga karena besarnya kerugian yang mereka alami, baik secara materiil maupun moril-.

Rasanya sakit hati saya ketika membaca atau mendengarkan testemoni dari para korban pelanggaran HAM. Seolah mereka bukanlah manusia. Pernahkan para petinggi negara ini berpikir, bagaimana apabila yang mengalami itu adalah anak, cucu, keluarga ataudiri mereka sendiri??? Ah, mana mungkin? Sebagai pemegang kuasa negara, siapa yang berani dengan mereka? Ada juga mereka yang jadi pelanggar HAMnya -mungkin tanpa mereka sadari. Tapi kata seorang kawan, Kenapa tidak mungkin...??? So, ada sedikit doa buat para petinggi negara ini. Semoga mereka juga merasakan paling tidak 10 persen aja dari penderitaan para korban pelanggaran HAM di Indonesia, biar mereka tau bagaimana rasanya tidak dimanusiakan di negeri sendiri. Amien...***

Jumat, Maret 09, 2007

Skenario Kematian

Asri :
Kadang gw coba membayangkan apa yang akan terjadi seandainya gw mati. Gw mengkhayalkan tanggapan orang2 tentang kematian gw itu. Beberapa orang diantaranya mungkin akan bersedih tapi mungkin juga ada yang merasa senang dan gembira dengan menghilangnya gw dari muka bumi ini. Yah mungkin aja... Mengingat gw juga bukan manusia sempurna yang pernah hidup di bumi.

Sempat terpikir bahwa kematian adalah jalan yang mudah dan praktis buat mengakhiri semua yang mengganjal dalam benak dan pikiran gw. Tapi otak waras gw bilang bahwa belum pernah ada orang yang bangun lagi setelah mati. Jadi gak ada yang cerita bangaimana keadaan yang sebenarnya setelah orang itu menjadi bangkai. Yah... Banyak siy yang pernah gw dengar atau gw baca tentang kebangkitan setelah mati atau cerita2 tentang orang yang mati suri... Tapi dari cerita pengalaman mereka itu gak ada yang sama... Semuanya dengan versi mereka masing2... So, masih belum ada dalam benak gw gambaran setelah mati itu. Ini yang bikin gw kembali memikirkan pendapat jalan termudah dan praktis itu. Gw gak mau gambling... It's rediculous... How stupid I am...

Kalo aja gw tau skenario apa yang tertulis dalam perjalanan gw di dunia ini, mungkin gw akan lebih siap menghadapi semuanya -atau justru gw gak akan mau melangkah lagi meneruskan semuanya???- Lucu, gw kira, diri gw ini adalah orang yang kuat dan optimis dalam menghadapi semuanya. Tapi ternyata gw terlalu tinggi menilai diri gw. Gw ternyata lemah dan gak seoptimis yang gw kira... Kemanjaan gw, kebutuhan untuk selalu ada yang memperhatikan ternyata jadi bumerang yang menusuk hidup gw pelan2... Mencoba untuk cuek dan bersikap seolah gak ada yang terjadi ternyata juga menggerogoti jiwa dan pikiran gw pelan2... Seolah gak ada bahagia lagi buat gw... Kehidupan gw tiba2 kehilangan makna...

Pikirannya :
Sudahlah, jangan mengasihani diri sendiri. Jangan jadi orang yang loe sendiri gak kenal. Gak ada gunanya buat loe untuk mengerti skenario hidup atau kematian loe... Cukup jadi orang yang patuh pada kehendak kehidupan itu sendiri. Biarkan terjadi yang seharusnya terjadi. Karena gak ada satupun manusia yang bisa menahan jalannya waktu dan kehidupan. Semua memang seperti itu adanya... Termasuk semua masalah yang sekarang lagi menimbuni loe... Biarkan semua perasaan loe mengapung dalam ruang dan waktu yang bergerak... Dia akan menemukan tempatnya kalau sudah saatnya... Biarkan juga semua manusia dengan pikiran, pendapat dan juga kelakuannya. Jangan sampai apa yang mereka pikirkan juga pa yang mereka lakukan bikin loe jadi seperti sekarang. Satu lagi, terima dong semua konsekwensi dari apa yang sudah loe buat. Dari sekian banyak problem loe itu kan juga karena perbuatan loe sendiri. TERIMA ITU !!! Jangan menyesal dengan semuanya. Gak ada gunanya. Jalan satu2nya adalah cari jalan untuk penyelesaian. Jangan malah stuck bahkan berpikir untuk mati. Jangan pesimis... Masih banyak orang yang butuh loe... Paling enggak anak2 loe... Be the best mother for them... Don't be childish... Loe harus kuat demi mereka. Dan loe pasti bisa...

Asri :
Hhh... Gw harap gw bisa menjalankan semua yang loe bilang... Gw pengen dekat DIA... Selalu dekat... Tapi memang kadang2 justru gw yang menjauh... Oh, God, help me... Please...***

J A U H...

Dua minggu yang lalu gw ke Thailand. This was my 3th journey to everseas... Gak ada greget yang berarti... Semuanya seolah jadi rutinitas bepergian. Selama 2 tahun terakhir ini gw pergi ke hampir 10 kota di Indonesia... So, setiap kali bepergian hanya jadi rutinitas yang biasa... Mungkin karena gw gak pernah lama menetap di daerah2 yang gw kunjungi. Paling lama 2 minggu...

Gw jenuh... Penat dengan segala yang berbau rutinitas dan kewajiban yang memang harus gw kerjakan. Jiwa petualang gw tiba2 menuntut pemenuhan... Gw pengen sejenak keluar dari semua masalah dan problem yang tiba2 aja bertumpuk dalam kehidupan gw... Huh !!

Gw pengen ambil sekolah lagi... Kalo bisa yang jauh sekalian... Mungkin ini bisa buat keluar dari segala apa yang seharusnya ini... May God bless me...

Kamis, Februari 15, 2007

I f . . .

"If ever you're in my arms again, this time I love you much better...
If ever you're in my arms again, this time I hold you forever...
This time will never end..."
(OST. Santa Barbara - If Ever You're In My Arms Again)
So beautifull love song. It's always touch me whenever I heard that song. According to our love story, I know there's no 'if' for us. I'm just dreaming to be with you again. Ours had past. Now I realize that you can't be mine again. Even though my heart'll never cheating on me by saying that I love You...
I want you to know that I'm happy with my life now.
I have sweet and nice husband and children. And thanks to God of it...
I won't make them disappointed... Sorry...
(Dedicated to my lovely kisses pad)

Rabu, Februari 14, 2007

Terus, apa dong artinya...???

Hari ini hari valentine. Banyak kata2 cinta bertebaran di mana-mana. Hampir di setiap sudut kota terlihat meriah dengan hiasan berwarna merah jambu. Warna yang konon katanya melambangkan cinta yang romantis dan indah.
Cinta... cinta... cinta... Sampai detik ini, gw gak pernah tau apa artinya. Banyak definisi mengenai cinta. Cinta adalah perasaan menyayangi, mengasihi yang dalam... Cinta adalah sebuah pengorbanan yang tiada akan berakhir bagi orang yang dicinta. Bla... bla... bla... So complecated.
Begitu banyak definisi cinta... Banyak juga bentuk2 kegiatan yang dianggap sebagai implementasi dari cinta...
Ada sebuah cerita, seorang ibu membunuh anaknya, karena dia merasa sayang dan tidak tega seandainya anaknya itu harus menanggung beban dunia saat si anak dewasa nanti. Anak itu dibunuh, atas dasar cintakah?
Biarlah itu menjadi bahan perenungan dalam diri kita masing-masing mengenai cinta...

Banjir... Banjir... Banjir...

Gile, Man, gw kebanjiran...
Peristiwa baru dalam hidup.
Kaget, sebel, sedih, lucu...
Kok bisa juga ya, gw kebanjiran...

Tanggal 02 Februari 2007, gw baru balik dari Pontianak, setelah selama seminggu ada acara di sana. Mahani sms dah dari jam 04.30 WIB. Doi ngabarin secara up to date keadaan di rumah...

SMS, jam 04.35 WIB : "Wok, rumah kebanjiran. masuk dalam rumah sedengkul"
SMS, jam 06.28 WIB : "Banjirnya tambah tinggi, sedada. Anak2 ngungsi di rumah mbahnya"

02 Februari 2007, kurang lebih 07.00 WIB, kami bersiap pulang ke Jakarta. Pesawat yang akan kami tumpangi, rencananya akan berangkat jam 10.50 WIB. Ternyata keberangkatan di delay, karena cuaca Jakarta tidak memungkinkan untuk landing. Menurut siaran TV, Jakarta sudah berubah jadi kolam besar. Kontak telpon selalu coba dilakukan. Sempat cemas juga waktu omongin jalan pulang dari bandara. Kalo semuanya dah ketutup banjir, lewat mana, yaaa...??? Duh, kalo nginap lagi di hotel bandara, gak bisa langsung ketemu orang rumah... Padahal dah cemas banget ma keadaan anak-anak. Tapi kalo pulang gak bisa lewat juga, ya gimana dunk... Menunggu 3 jam, tanpa keluh kesah karena cemas. Jam 13.00 WIB, pesawat take off dari Pontianak.

Untungnya, sampe di Jakarta kami masih nemukan jalan untuk bisa sampai rumah masing2. Walaupun air banjir sempat masuk ke dalam taksi. Gak langsung pulang, gw ke tempatnya bokap nyokap. Alhamdulillah, anak-anak selamat dan sehat semua.

03 Februari 2007, cuma Mahani yang ke rumah kami. Sementara gw ma anak2 masih dirumah bonyok. Airnya masih belum surut. 04 Februari 2007, gw maksa mau liat rumah sama Mahani. Ternyata dah surut. Duh, menyedihkan liat keadaan rumah itu. Kotor, bau, semua barang tidak pada tempatnya. Saat itu juga, gw ma Mahani langsung bersih2...

Sampai hari ini, keadaannya dah lumayan... Dah cukup beradab untuk di tinggalin. Dan kami sekeluarga juga dah pulang lagi.

Banjir... Banjir... Salah siapa, kenapa??

Rabu, Januari 17, 2007

17 Januari 2007

Hari ini rasanya lemes banget. Rasanya dari kemarin gw kurang tidur. Kemarin, Mahani ma Sha mau berangkat ke YK karena mau jemput Bapak mertua yang pulang haji. As usually, gw selalu gelisah kalo Mahani mau pergi ke luar kota. Selalu begitu. Hasilnya jadi gak bisa tidur. Semalam juga begitu... Gw pulang jam 20.30 WIB sampe rumah. Ade dah bobok. Mak sama Mar lagi nonton TV. Ngobrol2 sampe jam 22.00 WIB. Terus mandi dan masuk kamar, tiduran di samping Ade.

Balik kanan, balik kiri... Badan rasanya capek sekali. Tapi mata kok nggak mau lelap juga... Kuping gw jadi sangat2 sensitif dan dengar semua suara, sampe suara lirih bisikan serangga di kebun depan rumah yang kebawa angin ke dalam kamar gw. Gw liatin Ade bobok. Matanya, hidungnya yang bulat, pipinya yang gembil, bibirnya yang sedikit terbuka... Hhhmm... sungguh karunia yang indah... Puas liatin Ade, masih belum ngantuk juga. Gw ambil HP. SMS *** yang ternyata baru pulang kantor dan mau langsung tidur. Ya sudah... Terus sms *** yang ternyata juga baru pulang 'dari bertemu kawan'. Sempat telpon2an sekitar 10 menit. Hanya cerita ringan keseharian dan saling ucap kata kangen. Setelah itu saling ucap selamat malam dengan janji, dia akan telpon kalo besok jadi makan siang bareng. Huuaah... mata dah mule ngantuk. Liat HP, jam dah 00.42 WIB. Tapi pikiran masih aja main2 di dunia antah berantah. Ssstt... Gw paksa pikiran gw untuk diam dan berusaha menikmati setiap suara yang gw dengar. Desau angin di luar, desah berputar kipas angin di kamar, suara serangga2 malam di bawah pohon bambu di kebun depan, lolongan anjing tetangga, suara motor satpam yang keliling komplek berjaga2... Sampai akhirnya gw gak ingat apa2 lagi...

Tepukan tangan kecil di pipi dan sayup adzan Subuh, mau gak mau memaksa mata gw untuk terbuka. Masih ngantuk, tapi akhirnya bangun juga. Mandi, terus sholat Subuh. Drrrt... HP di meja kamar bergetar. Ternyata SMS dari si Bos yang ada di Malaysia... Duh, pagi2 dah instruksi... Ternyata si Bos minta diadakan pemantauan soal UU Kewarganegaraan dan UU Adminduk dan Capil. Artinya, gw harus siapin TOR dan RAB untuk kegiatan itu... Jam 06.30 WIB, siap meluncur ke rumah Mbak Rima. Biasa, nebeng kalo Mahani ke luar kota...
Jam 08.25 sampe kantor. Uuugh... badan rasanya gak enak banget. Mungkin akibat kurang tidur dari kemarin. Praktis, dua hari ini gw tidur hanya 2-3 jam setiap harinya...
Sekarang, saat nulis ini, jam 13.42 WIB, jam di kompie... Still feel not good... Seandainya bisa tidur di kantor... Hhhmm...

Kamis, Januari 11, 2007

Akhirnya...

Akhirnya gw telpon dia.
Ternyata dia bener2 sibuk.
Setidaknya itu yang gw dengan dalam pembicaraan telpon kami tadi.
Hehehe... Maaf... Dah Suuzon... Soriii banget...
Manja banget ya gw...
Gak ditelpon ato di sms aja ngambek...
Sorry for being childish...