Tolol. Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku saat ini. Seperti terpaku pada waktu. Dalam kepalaku, hanya ada lukisan kisah yang telah lalu. Aku gak mau beranjak.
Bodoh. Kata itu juga sangat tepat untuk aku saat ini. Yah, buat apa aku terpaku dalam segala asa membuai yang tidak akan pernah terwujud. Memikirkanmu, membaca semuanya lagi tentangmu dan mengingat segala indah yang tercipta bersamamu hanya membuat aku terhenti. Dalam kepala ini serasa penuh kabut yang semuanya beraroma dirimu. Damn!!
No... no... no... Aku tidak sebodoh dan setolol itu. Kalau itu yang kamu mau, silahkan. Kamu juga punya hak untuk menentukan apa yang akan kamu lakukan. kamu juga boleh benci aku, seperti aku yang pernah jatuh cinta kepadamu.
Akan kuangkat kepalaku tinggi-tinggi... Aku masih punya segala yang tidak kamu punya. Aku masih tetap akan berjalan di atas kedua kakiku dengan segala kemampuanku. Aku tidak akan kalah karena rasa sayangku untukmu. Aku tetap akan berjalan dan berlari sebagai aku. Aku yang bebas dengan isi kepala dan hatiku.
Selasa, November 27, 2007
Rabu, November 21, 2007
Gundah
Ijinkan aku berteriak
Teriakan yang keras dan sanggup menghilangkan gundah dalam hatiku
Seperti takkan ada lagi ceria
Entah sampai kapan batas ini akan dapat membendung
Aku ingin bersandar
Sangat ingin bersandar dan melupakan semua yang harus dilupakan
Ingin berlari
Sangat ingin berlari
Tapi kaki ini seperti sulit untuk digerakkan
Akupun tak tau arah mana lagi kumenuju
Aku masih butuh dirimu
Selalu butuh dirimu
Sebagai cawan besar penampung gelisahku
Teriakan yang keras dan sanggup menghilangkan gundah dalam hatiku
Seperti takkan ada lagi ceria
Entah sampai kapan batas ini akan dapat membendung
Aku ingin bersandar
Sangat ingin bersandar dan melupakan semua yang harus dilupakan
Ingin berlari
Sangat ingin berlari
Tapi kaki ini seperti sulit untuk digerakkan
Akupun tak tau arah mana lagi kumenuju
Aku masih butuh dirimu
Selalu butuh dirimu
Sebagai cawan besar penampung gelisahku
Sebuah Manusia
Pelangi dalam hatiku
bersinar kelam dalam warna warna yang suram
Tapi tetap.
Lengkungnya akan selalu ada dalam senyumku
Kepenatan dalam langkahku memerlukan penopang
Topangan baja berbalut beledu bagi jiwaku yang rapuh
Aku sombong
Kepongahan dalam sukmaku tak dapat ku tolerir lagi
Hanya sebuah manusia
Setiap lengkung senyumku membalut luka bagi asaku
Sampai saatnya matahariku menghapus jejak pelangi kelam
Akan selalu kunanti saat itu
Sampai asa tidak lagi meninggalkan luka
Dan aku tetap dan selalu akan tersenyum
bersinar kelam dalam warna warna yang suram
Tapi tetap.
Lengkungnya akan selalu ada dalam senyumku
Kepenatan dalam langkahku memerlukan penopang
Topangan baja berbalut beledu bagi jiwaku yang rapuh
Aku sombong
Kepongahan dalam sukmaku tak dapat ku tolerir lagi
Hanya sebuah manusia
Setiap lengkung senyumku membalut luka bagi asaku
Sampai saatnya matahariku menghapus jejak pelangi kelam
Akan selalu kunanti saat itu
Sampai asa tidak lagi meninggalkan luka
Dan aku tetap dan selalu akan tersenyum
Langganan:
Postingan (Atom)