Kamis, Juli 19, 2007

Mimpi itu...

Kemarin Mak cerita kalo dia bermimpi yang mungkin sebuah pesan. Dalam mimpinya dia lihat Mahani memaksaku untuk membuka daster yang aku pakai. Daster biru kesayanganku, oleh2 Mahani waktu ke Bali. Daster biru yang sekarang dah gak karuan bentuknya karena terlalu sering aku pakai. Daster biru kesayangan waktu aku masih hamil Ade Ayha.
Dalam mimpi emak itu, Mahani memaksaku membuka daster itu dan kemudian memberikannya ke seorang perempuan. Emak bilang kalau wajah perempuan itu terlihat sangat jelas. Seandainya dia bertemu perempuan itu di dunia nyata, dia pasti masih bisa mengenali perempuan itu.
Kata orang, mimpi emak itu buruk artinya. Mahani akan berpaling ke perempuan yang di kasih dasterku itu.
Cuma mimpi. Walaupun kata emak itu bukan hanya kembang tidur, tapi sebuah pesan. Sungguh, itu sangat mempengaruhiku. Aku sangat takut apa yang ditakutkan akan terjadi. Aku takut kehilangan Mahani. Mahani, dengan segala kekurangan dan kelebihannya tetaplah sangat berarti buat aku. Saat semua orang meninggalkanku, dia ada di sampingku. Dia bukan orang yang romantis. Bukan pula lelaki yang manis. Dia seringkali membuatku sebal dengan segala tingkahnya. Bahkan kadang dia membuatku merasa tidak berarti. Tapi dia Bapak anak2ku. Dia yang ada pada masa2 terburuk dalam hidupku. DIA SUNGGUH BERARTI BUATKU.
Dengan mimpi Mak itu, apakah aku akan kehilangan dia? Dengan segala kebiasaan buruk Mahani yang telah luput beberapa kali, akankah aku benar2 kehilangan dia? Duh, I can't imagine if that dream going to be come true.

Saat ini aku berada jauh di bawah kepercayaan diriku. Tapi kupompakan semangat dalam diriku, bahwa manusia lahir dengan membawa takdirnya masing2. Dan Pada saatnya dia kembali hanya akan menjadi sendiri. Cuma sendiri. So, aku nggak boleh takut menjadi sendiri, karena nggak ada yang sejati. Semua kata tentang persahabatan, perkawanan, cinta dan kasih hanyalah sebuah omong besar. Hanya sendiri. Gak ada orang lain.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terpusat didalam dirinya.
Menerima semua yang ada didalam diri.
Berarti memberi semua untuk kehidupan.
Tidak mencoba memiliki kehidupan
Maka dia menjadi kehidupan.