Senin, Mei 28, 2007

R E C Y C L E...

Tiba2 aja hari ini gw iseng buka2 sent box dari kotak email. Kemudian nemuin lagi email yang gw kirim ke sahabat2 yang pernah tergabung di milis anggota asistensi Tim Mei 1998 bentukan Komnas HAM.

Sekarang gw masukan lagi dalam blogku ini untuk sekedar mengingatkan diri gw bahwa bahagia, sedih, senang dalam diri kita itu bisa kita kondisikan supaya kita bisa merasakannya sewaktu2. So, kalau kita mau, kita bisa kok merasakan bahagia selalu tanpa merasakan sedih. Tapi, kalau kita merasakan bahagia terus tanpa merasakan sedih, maka emosional kita jadi gak seimbang dan kemudian bisa menjadi gila. Gitu juga kalau kita selalu merasa sedih tanpa pernah mau membuka diri untuk datangnya bahagia. Sama, gak seimbang dan jadi gila juga akhirnya. So, sedih dan bahagia itu sengaja tercipta untuk saling melengkapi dan mewarnai hidup manusia.

Ah, sudah lah... silahkan dibaca aja dulu tulisan lampau gw...



Dear Brothers dan Sisters...

Alo semua... Hari ini indah. Tepatnya perasaan aku lagi bahagia... Gak tau kenapa, tapi setelah aku baca buku novel filsafat yang dipinjemin bang ipung, aku baru nyadarin bahwa bahagia itu datangnya dari dalam diri juga. Hehe... Kita bisa kok menciptakan kebahagiaan...

Eh, aku kemarin juga dapet ilham untuk buat sebuah poetry... Nih...

Judulnya : Aku Adalah Tiada...

Saat kau pejam dua pelupuk matamu, aku akan hadir dalam benakmu dengan segala yang kau tau tentang aku.

Dan saat kau buka kedua matamu, maka aku akan menghilang, menyublim bersama udara.
Bahkan ketika aku berdiri dihadapmu.
Karena aku hanyalah sekumpulan atom yang bergerak cepat dengan kuasa waktu yang dapat mengurai...
Sebab aku adalah sebuah ketiadaan...

Jangan pernah kau bertanya tentang siapa aku.
Karena jawabnya adalah sebuah kesia-siaan...

Tiada akan pernah seorang manusia mengerti tentang kemanusiaannya.
Karena rasa, hasrat dan karsa hanyalah partikel yang saling berbenturan.
Akan tiba saatnya dia kembali menyatu dengan empat unsur dasar.
Air, tanah, api dan udara...

Aku, kau, kita sama dengan mereka, hanyalah sebuah ketiadaan...

Maka tetap pejamkanlah kedua matamu untuk dapat menemukan aku.

Gimana... Bagus, gak...? Hehe... Kalo aneh, maklum ya. Amatiran. Oke, setelah baca puisi ku ini,aku juga mau bahas sms yang aku kirim waktu hari sabtu kemarin ke beberapa orang teman...

Buat yang belum tau, aku kemarin Sabtu kirim sms ke beberapa orang teman dua buah pertanyaan filosofis.

1. Adakah cinta yang tanpa pamrih di dunia ini ?
2. Adakah teman sejati tanpa pamrih di dunia ini ?

Beberapa teman balas sms aku itu. Ada yang dengan optimis bilang kalo cinta dan teman sejati yang tanpa pamrih itu pasti ada, kemudian dia mencontohkan dirinya sendiri. Ada yang bilang kalo cinta dan teman sejati itu ada kalau kita juga bisa menjadi cinta dan teman sejati. Dan ada juga yang bilang kalo cinta dan teman sejati itu utopis dan gak ada. Oke, ayo kita bahas dan diskusikan...

Menurut Democritus, seorang filosof alam yang terakhir, cinta itu ada karena ion-ion telah terbentuk diantara orang-orang yang saling mencinta. Menurut teori Democritus, segala sesuatu yang ada dialam ini adalah hasil dari penyatuan atom-atom yang banyak tersebar dimana-mana. Begitu juga dengan rasa cinta. Demi bertahannya sebuah rasa cinta, maka perlu adanya sebuah kondisi agar atom-atom yang membentuk rasa cinta ini tetap melekat dan bergabung menjadi satu.

Bingung...? Oke, gini. Misalnya es, atau atom-atom yang terssusun menjadi sebongkah es, akan merubah susunannya menjadi sesuatu yang lain bila suhu udara disekitarnya tidak menkondisikan atom-atom ini menjadi sebentuk es. Suhu udara harus dingin, mencapai titik beku. Kalau suhu udara naik, maka atom pembentuk es ini kemudian akan mengurai untuk membentuk sesuatu yang lain. Air.

Sama halnya dengan atom pembentuk cinta. Perlu adanya kondisi tertentu untuk tetap mengikat atom-atom ini menjadi sebentuk rasa cinta. Kondisi tertentu ini bisa macam-macam. Kehangatan, kasih sayang, perhatian, kelembutan, kecemburuan, bahkan kengkuhan dan ketidak pedulian. Semua ini bisa datang dari internal atau diri dari masing-masing pecinta itu dan dari eksternal atau sesuatu diluar manusianya misalnya istilah dari seorang teman "cakung" atau cuaca yang mendukung (dingin atau sesuatu yang bisa bikin suasana hati jadi romantic). Semuanya ini tergantung dari masing-masing individu yang mempunyai rasa ini.

Menurut Democritus lagi, alam termasuk manusia adalah terbentuk dari jutaan bahkan trilyunan atom yang bergerak bebas dan sangat cepat. Atom-atom ini akan tergabung dengan atom-atom lainnya untuk menjadi sesuatu. Kemudian dalam kondisi tertentu akan kembali mengurai untuk kemudian begabung dengan atom yang lain lagi untuk menjadi sesuatu yang lain. Atom-atom ini sifatnya kekal. Sehingga mungkin aja salah satu atau beberapa atom pembentuk udara yang ada dalam paru-paru kita ini sama dengan yang membentuk mata dari seekor dinosaurus waktu jaman prasejarah.

Teori ini, dalam kaitannya dengan bahasan kita, dapat menjawab ketika kemudian rasa cinta itu berubah menjadi rasa benci. Mungkin kondisi atau keadaan yang mendukung penyatuan atom rasa cinta itu yang merubah susunannya hingga jadi rasa benci.

So, kesimpulannya, gak ada sesuatupun didunia ini, disadari atau tidak, yang tanpa pamrih. Sebab selalu dibutuhkan sebuah situasi dan kondisi yang mendukung untuk tetap menjaga agar atom-atom pembentuk segala sesuatu itu tetap terjaga dalam satu komposisi yang merekat jadi satu, hingga tiba pada satu titik tertentu, pasti akan tetap mengurai...

So, walaupun ada yang bilang kalo cintanya adalah tulus dan tidak akan pernah berubah walau apa pun yang terjadi, tetap dia perlu kondisi untuk mempertahankan itu semua. Pun ketika orang ini bertepuk sebelah tangan. Ada kondisi dalam dirinya sendiri yang membuat orang ini tetap membuat rasa cinta dan kasihnya bertahan. Entah itu kenangan, fantasi yang diciptakan sendiri atau banyak hal lainnya...

Hehe..., gimana, pusing....? Come on Guys... Gue kira perlulah sekali-kali kita sedikit keluar dari dunia ini untuk melihat dunia lain yang tidak dapat ditangkap kelima indra kita. Dunianya para filosof.

Oke, mungkin besok salah satu dari kita akan kembali juga mengurai menjadi empat unsur dasar. Air, tanah, api dan udara. So, rasakan segala rasa selagi bisa dan sempat...

Love,
Your sister,
Asri....

Tidak ada komentar: